Advanced Search
Hits
12777
Tanggal Dimuat: 2011/03/07
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana ritual wukuf di Arafah dapat menjadi media untuk melakukan pengenalan diri (makrifat nafs)?
Pertanyaan
Bagaimana ritual wukuf di Arafah dapat menjadi media untuk melakukan pengenalan diri (makrifat nafs)?
Jawaban Global

Arafah adalah nama sebuah daerah yang terletak di dekat kota Mekkah. Wukuf di tempat ini pada hari kesembilan Dzulhijjah bagi orang-orang yang melaksanakan haji adalah wajib.

Kalimat ini derivasinya berasal dari kata “’a-ri-fa” yang bermakna pengenalan. Padang dan daerah ini adalah tempat pelbagai pengenalan dan makrifat.  Di antaranya adalah makrifat diri dan makrifat Allah. Dan atas dasar itu, nama tempat ini disebut sebagai Arafah.

Di tempat ini manusia memahami segala kebutuhan dan dosa-dosanya dari satu sisi, dan dari sisi lain, keagungan, kemurahan dan kebaikan segala sisi yang tercurah dari Allah Swt. Sebagai hasilnya, ia mengakui segala dosa dan kesalahannya kemudian bertaubat.

Namun wukuf di Arafah hanya akan menuai pengenalan diri (makrifat nafs) tatkala disertai dengan tafakkur dan makrifat. Kalau tidak demikian semata-mata mengerjakan amalan-amalan di tempat itu kendati dari sudut pandang fikih, akan menggugurkan kewajiban (taklif) namun orang seperti ini tidak akan mendapatkan pelbagai pengenalan di antaranya pengenalan diri (makrifat nafs).

Jawaban Detil

Arafah adalah nama sebuah daerah yang tertelak di sebelah utara kota Mekah dan berada di luar wilayah haram. Wukuf di daerah ini semenjak Dhuhur pada tanggal sembilan Dzulhijjah hingga matahari tenggelam (ghurub) adalah wajib bagi mereka yang mengenakan pakaian ihram haji tamattu’ (melaksanakan haji).

Wukuf di Arafah memiliki keutamaan (fadhilah) yang sangat banyak. Imam Shadiq As terkait dengan keutamaan Arafah bersabda, “Apabila bulan suci Ramadhan telah berlalu bagi seseorang dan belum lagi diampuni hingga bulan Ramadhan berikutnya tidak ada harapan baginya untuk diampuni kecuali ia datang ke Arafah (pada tanggal 9 Dzulhijjah).”

Arafah derivasinya berasal dari kata “’a-ri-fa” yang bermakna pengenalan. Wukuf di Arafah tujuannya adalah bahwa manusia berdiri di hadapan pelbagai makrifat (ma’ârif) dan pengetahuan agama serta mengetahui rahasia-rahasia Ilahi tentang alam penciptaan; sebagaimana dalam doa Arafah Imam Husain As kita menyaksikan satu seri pelajaran makrifat insan (pengenalan terhadap jati diri manusia) dan makrifat nafs (pengenalan diri).

Orang yang menunaikan haji di padang Arafah, akan mengetahui sendiri, menghitung-hitung kondisi, keadaan dan seluruh perbuatan yang telah dikerjakannya, apabila ia melihat ada kesalahan yang telah dilakukan, maka ia akan melakukan taubat yang sebenarnya (hakiki). Salah satu jenis pengenalan terbaik adalah pengenalan diri  yang merupakan tangga untuk menanjak dan mendaki pengenalan kepada Tuhan (makrifatuLlah). Arafah adalah padang dan medan pengenalan diri dan pengenalan Tuhan.

Falsafah wukuf di Arafah adalah bahwa haji menarik dirinya dari segala ketergantungan dan keterikatan terhadap dunia. Ia melepaskan dirinya dari istri, anak-anak, kerabat, sahabat, benda dan segala harta yang dimilikinya. Ia menyingkirkan segala kegemerlapan dan keindahan pakaiannya. Ia hanya mengenakan dua lembar pakaian ihram seperti kain kafan. Di antara hamparan tanah padang suci ini ia melihat dirinya miskin dan memandang Allah Swt sebagai satu-satunya yang Mahakaya dan tidak membutuhkan sehingga ia mengingat kematian, kuburan, hari Kiamat, kemiskinan dan penderitaan di hari itu. Ia mengetahui bahwa pada hari itu tiada pelindung kecuali Allah Yang Mahakuasa. Apabila manusia dengan memperhatikan segala urusan ini, melewati suatu hari atau lebih di padang ini dan benar-benar melupakan dirinya dan tercurah perhatiannya kepada Tuhannya maka tentu saja ia akan mencapai satu tingkatan pengenalan. Di padang ini, ia akan meninjau kembali dirinya dan segala amalan yang telah dilakukannya. Dan dengan taubat yang sebenarnya dari dosa-dosa akan dapat melesakkannya kepada makam qurb Ilahi (kedekatan kepada Ilahi).

Oleh itu, wukuf di Arafat tanpa berpikir dan tanpa melepaskan diri dari kelalaian dan ego sentris serta semata-mata mencukupkan diri dengan amalan-amalan lahir tentu tidak akan membuahkan pengenalan diri. Meski dari sudut pandang fikih, dengan menunaikan amalan-amalan ini maka kewajiban dan taklif telah gugur. Namun orang seperti ini tidak akan mendapatkan pelbagai pengenalan di antaranya pengenalan diri (makrifat nafs).

Akan tetapi terkait dengan rahasia penamaan padang ini sebagai nama Arafah terdapat sisi yang lain yang telah disebutkan oleh sebagian orang. Apa yang mereka sebutkan tidak berseberangan dengan apa yang disebutkan di sini. Kita dapat menyimak alasan penamaan tempat ini dari beberapa aspek yang ada; misalnya disebutkan: Nabi Adam dan Hawa setelah turun, mereka mengenal satu dengan yang lain di tempat ini.[1] Nabi Adam dan Hawa di tempat itu mengakui (i’tirâf) atas kesalahan yang mereka lakukan.[2] Salah satu murid Imam Shadiq As bertanya kepadanya, “Mengapa Arafah disebut sebagai Arafah? Imam Shadiq As bersabda, “Jibril pada hari Arafah menggerakan Nabi Ibrahim As ke arah padang Arafah dan mengenalkan kepadanya tentang program-program haji.”[3] [IQuest]



[1]. Jur’ei az Shubhâ-ye Haj, Abdullah Jawadi Amuli, hal. 147, Cetakan Keempat, Nasyr-e Musy’ir, Qum, 1386 S.  

[2]. Ushûl Kâfi, Muhammad bin Ya’qub Kulaini, jil. 4, hal. 191, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.  

[3]. Ibid, hal. 207.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261144 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246265 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230053 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214919 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176243 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171560 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168044 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158079 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140884 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133997 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...