Advanced Search
Hits
13358
Tanggal Dimuat: 2009/06/20
Ringkasan Pertanyaan
Apa pengaruhnya memandang al-Quran atau membaca al-Quran bagi orang-orang yang tidak mengenal dengan baik bahasa Arab?
Pertanyaan
Saya sering mendengar orang-orang berkata bahwa bagi setiap orang bahkan bagi orang-orang yang tidak memahami bahasa Arab membaca al-Quran itu memiliki pahala. Atau bagi orang-orang yang bahkan tidak tahu membaca sama sekali memandang pada huruf-huruf al-Quran juga memiliki pahala. Dengan memperhatikan hal tersebut bukankah apa yang Anda katakan, “al-Quran adalah kitab kehidupan dan Islam adalah agama yang menuntut umatnya untuk berpikir dan merenung” adalah upaya untuk menipu manusia dengan menyalahgunakan ketidaktahuan mereka?
Jawaban Global

Al-Quran bukanlah sebuah kitab biasa melainkan kitab yang memiliki ragam dimensi. Al-Quran adalah firman Allah Swt dan firman ini diwahyukan oleh Allah Swt kepada Rasulullah Saw. Al-Quran mengandung ajaran-ajaran dan pengetahuan-pengetahuan yang tinggi. Al-Quran adalah kitab kehidupan dan penyempurna manusia. Al-Quran adalah kitab petunjuk dan seterusnya. Al-Quran memiliki kekudusan dann nilai khusus yang terkandung di dalamnya.

Atas dasar itu, memanfaatkan dan memberdayakan al-Quran juga memiliki tingkatan dan derajat yang berlapis-lapis.  Untuk meraih sebagian tingkatan tersebut dapat diperoleh dengan memandang kepada al-Quran dan sebagian tingkatan lainnya diperoleh dengan tadabbur pada ayat-ayat dan sebagian tingkatan lainnya yang lebih tinggi di samping tadabbur juga memerlukan olah batin yang sesuai dengan tuntutan syariat dan ketentuan-ketentuan Ilahi. Dan tentu tidak ada pertentangan apabila sebagian tingkatannya berhasil diraih sementara sebagian tingkatan yang lebih tinggi lainya tidak berhasil dicapai.

Jawaban Detil

Al-Quran bukanlah sebuah kitab biasa melainkan kitab yang memiliki ragam dimensi. Al-Quran adalah firman Allah Swt dan firman ini diwahyukan oleh Allah Swt kepada Rasulullah Saw. Al-Quran mengandung ajaran-ajaran dan pengetahuan-pengetahuan yang tinggi. Al-Quran adalah kitab kehidupan dan penyempurna manusia. Al-Quran adalah kitab petunjuk dan seterusnya. Al-Quran memiliki kekudusan dan nilai khusus yang terkandung di dalamnya. Atas dasar ini, pemanfaatannya juga memiliki tingkatan dan derajat yang berlapis di antaranya adalah tingkatan yang dapat diperoleh dengan memandang al-Quran.

Memandang al-Quran memiliki banyak manfaat yang akan disebutkan sebagian darinya sebagai berikut:

  1. Al-Quran merupakan sebuah hakikat yang berada di atas lafaz-lafaz; karena yang menuturkan ayat-ayatnya adalah Rabb al-Alamin dan pembawanya adalah sebaik-baik ciptaan-Nya yaitu Nabi Muhammad Saw dan penulisnya adalah Imam al-Muttaqin, Amirul Mukminin. Atas dasar itu, tatkala kaum Muslim membuka lembaran al-Quran dan memandangnya, ia memposisikan dirinya berada di hadapan Rabbul ‘Âlamin dan Rasulullah Saw, merasakan spiritualitas kehadiran (hudhur) berada di haribaan Allah Swt dan arwah suci para Imam Maksum. Kondisi seperti ini  tidak memerlukan orang harus pandai membaca atau tidak.
  2. Hubungan dengan al-Quran, meski dengan sekedar memandang kalimat-kalimatnya didasari oleh keyakinan yang mengandung pengakuan terhadap tauhid, risalah dan barâ’at (berlepas diri) dari musuh-musuh al-Quran dan Islam; karena seseorang yang membuka al-Quran dan berpegang teguh kepadanya serta memandangnya sebagai orang yang beriman; di samping beriman kepada Allah Swt dan kepada Rasul-Nya, juga kepada kandungan-kandungan tingginnya dan hal ini merupakan pengakuan keilmuan terhadap kebenaran Allah  Swt, Rasulullah Saw dan kitab samawi al-Quran tanpa harus membaca lafaz-lafaznya.
  3. Memandang kalimat-kalimat al-Quran dan menaruh signifikansi terhadapnya akan memberikan motivasi  bagi orang-orang yang tidak tahu membaca untuk memulai belajar membaca dan memahami al-Quran. Dari sisi lain, dalam pelbagai kesempatan, akan menjadi sebab orang-orang yang tahu membaca yang kurang menaruh perhatian terhadap al-Quran, akan semakin menaruh perhatian lebih terhadap tugasnya dan hal ini adalah amar makruf secara praktis, yang dengan perbuatannya akan membimbing orang lain untuk berpegang teguh terhadap al-Quran.
  4. Hakikat-hakikat dan ajaran-ajaran al-Quran memiliki tingkat yang berlapis sehingga tidak satu pun strata masyarakat yang tidak mendapatkan manfaat dalam berhadapan dengan al-Quran dan setiap orang berdasarkan pemahamannya akan meraup manfaat dari al-Quran. Orang-orang yang tidak tahu membaca atau kurang pandai membaca dengan sendirinya akan memperoleh manfaat berupa emanasi kehadiran (faidh al-hudhur) di haribaan kitab samawi al-Quran. Benar bahwa orang yang tidak memiliki kemampuan membaca al-Quran tidak akan memeroleh manfaat sebagaiman orang-orang yang pandai membaca al-Quran demikian juga orang-orang yang tidak memiliki kemampuan memahami dan men-tadabbur ayat-ayat al-Quran dan berhadapan dengan al-Quran hanya pada level permukaan saja tidak akan sama manfaat yang diperoleh oleh orang-orang memiliki pengetahuan tentang kaidah-akidah bahasa Arab, memahami ayat-ayat muhkam dan mutasyabih-nya; ringkasnya setiap tingkatan dan strata masyarakat berdasarkan tingkatan kemampuan dan  level pemahamannya serta jelajah analisanya dapat memperoleh manfaat dari al-Quran. Dan memperoleh manfaat yang sedikit  tentu tidak akan menjadi penghalang karena tidak memperoleh manfaat yang banyak dan memperoleh manfaat yang banyak tidak akan menjadi penghalang memperoleh manfaat yang sedikit dan kesemua ini tergolong sebagai manfaat-manfaat hidayah dan hidayah tidak terbatas hanya pada lafaz-lafaz  melainkan juga berlaku pada teks kehidupan manusia dan demikianlah tipologi al-Quran sehingga orang yang tidak mampu membaca juga dapat memperoleh manfaat darinya. Tipologi ini merupakan jenis adikodratinya (i’jâz) al-Quran.

Dengan kata lain; pada banyak riwayat disebutkan bahwa, “Al-Quran memiliki batin-batin yang berbeda-beda dan setiap batin memiliki batin yang lain dan seterusnya..”[1] Keberadaan batin-batin yang berbeda-beda ini bermakna bahwa hakikat-hakikat dan ajaran-ajaran al-Quran memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Dengan tipologi seperti ini telah menjadi sebab sehingga tiada satu pun strata dan tingkatan pada masyarakat yang tidak memperoleh manfaat dari al-Quran. setiap orang sesuai dengan pemahamannya dan pencerapannya akan meraup manfaat dari al-Quran; Orang-orang yang tidak tahu membaca atau kurang pandai membaca dengan sendirinya akan memperoleh manfaat berupa emanasi kehadiran (faidh al-hudhur) di haribaan kitab samawi al-Quran; karena manfaat-manfaat yang disebutkan ini merupakan salah satu tingkatan dari tingkatan-tingkatan emanasi al-Quran yang dapat diperoleh oleh setiap orang, bahkan oleh orang-orang yang tidak tahu membaca al-Quran.

  1. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa memandang al-Quran bahkan tanpa membacanya sekalipun adalah ibadah dan tipologi ini bukan hanya untuk al-Quran semata. Dalam banyak hal kita memiliki pelbagai urusan yang hanya dengan memandangnya tergolong sebagai ibadah seperti memandang wajah seorang alim, Ka’bah, Amirul Mukiminin dan pandangan penuh cinta kepada kedua orang tua. Hukum ini tidak bermakna bahwa menggunakan hal-hal ini terbatas dengan memandang misalnya memandang pohon dan pohon mendatangkan ketenangan bagi jiwa meski hal ini tidak berarti bahwa pohon dan air tidak memiliki tipologi lainnya. Demikian juga al-Quran yang di samping memandangnya memberikan emanasi juga merupakan kitab petunjuk dan dua manfaat ini tidak berseberangan satu sama lain.

Dewasa ini dalam pelbagai penelitian keilmuan kita banyak menjumpai bahwa pandangan seseorang kepada sesuatu tidak baik atau berguna bagi kesehatannya; misalnya memandang televisi tidak baik untuknya. Memandang warna biru dan air dapat mendatangkan ketenangan dan semisalnya yang tidak jarang kita jumpai dalam dunia sains. Mengapa kita harus berpikir terkait dengan memandang al-Quran sebagai menipu orang-orang awam sementara banyak kegunaan di balik dari perbuatan memandang ini. Dalam banyak riwayat standar dianjurkan untuk memandang al-Quran dan pada kesempatan ini kami akan menyebutkan dua contoh sebagai berikut:

  1. Orang-orang tengah mengerjakan salat dan Abu Dzar memandang Imam Ali As dan ia ditanya mengapa ia melakukan hal itu? Abu Dzar menjawab, “Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Memandang Ali bin Abi Thalib As adalah ibadah. Memandang kedua orang tua dengan cinta kasih adalah ibadah. Memandang al-Quran adalah ibadah dan memandang Ka’bah adalah ibadah.”[2]
  2. Periwayat berkata, “Saya berkata kepada Imam Shadiq As: “Semoga saya menjadi tebusan Anda. Saya menghafal al-Quran dan aku membacanya dengan hafalan; apakah hal itu lebih utama atau aku harus memandang al-Quran? Imam Shadiq As bersabda, “Lebih utama engkau memandangnya. Bukankah engkau telah mendengar bahwa memandang al-Quran adalah ibadah.”[3]

 

Karena itu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memandang al-Quran dari sudut pandang keilmuan boleh jadi memiliki tipologi dan dengan merujuk pada riwayat-riwayat maka menjadi jelas bahwa sesuai dengan instruksi para Imam Maksum As merupakan bagian dari hal-hal yang dianjurkan (mustahab) dan bukan untuk mengelabui orang-orang awam dan kita (sebaiknya) mengikut pada para pemipin agama dalam urusan-urusan ibadah. [iQuest]

 


[1]. Sultan Muhammad Gunabadi,  Tafsir Bayân al-Sa’âdat fi Maqâmat al-‘Ibâdat, jil. 3, hal. 264, Cetakan Kedua, Muassasah al-‘Alami lil Mathbu’at, Beirut, 1408 H.

[2]. Muhaddits Nuri, Mustradrak al-Wasail, jil. 4, hal. 268, Muassasah Alu al-Bait As, Qum, 1408 H.

[3]. Ya’qub Kulaini, al-Kâfi, jil. 2, hal. 613, Cetakan Keempat, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S; Ibnu Syahr Asyub, Manâqib Alu Abi Thalib As, Muassasah Intisyarat Allamah, Qum, 1379 S. Syaikh Hurr ‘Amili, Wasâil al-Syiah, Muassasah Alu al-Bait As, Qum, 1409; Ali bin Isa Arbali, Kasyf al-Ghummah, Maktabat Bani Hasyim Tabriz, 1381 S; Syaikh Shaduq, Man Lâ Yahdhuruhu al-Faqih, Intisyarat Jamiah Mudarrisin, Qum, 1413 H.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...