Advanced Search
Hits
37090
Tanggal Dimuat: 2010/05/30
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana batu-batuan dan tumbuh-tumbuhan bertasbih memuji Allah Swt?
Pertanyaan
Bagaimana batu-batuan dan tumbuh-tumbuhan bertasbih memuji Allah Swt?
Jawaban Global

Ilmu manusia terhadap makhluk-makhlulk yang menghuni alam semseta sangat terbatas dan minim. Bagaimana proses tasbih kepada Allah Swt merupakan hal-hal yang belum diketahui manusia hingga kini.

Telah dijelaskan pada banyak ayat dan riwayat bahwa seluruh makhluk bertasbih kepada Allah Swt. Terdapat dua pandangan para ahli tafsir terkait dengan bagaimana proses tasbih makhluk-makhluk tersebut:   

  1. Tasbih makhluk-makhluk diungkapkan dengan bahasa non-verbal (hâl) dan dengan seluruh wujudnya berkata, “Apabila engkau menyaksikan kekurangan pada diriku maka hal itu merupakan keniscayaan esensial diriku dan Allah Swt Mahasuci dari kekurangan ini.”
  2. Tasbih makhluk-makhluk diekspresikan dengan bahasa verbal (qâl), namun bukanlah bahasa verbal yang biasanya digunakan oleh manusia dan hewan-hewan melainkan bahasa khusus mereka sendiri yang hingga kini tidak mampu dipahami oleh manusia model bahasa yang mereka gunakan.
Jawaban Detil

Ilmu manusia terhadap makhluk-makhlulk yang menghuni alam semseta sangat terbatas dan minim. Kita tidak mengetahui cara komunikasi dan interaksi semut-semut, cacing-cacing dan kebanyakan makhluk lainnya antara satu dengan yang lain. Dan bahkan kita tidak mampu mendengarkan suara-suara mereka!

Karena panca indera pendengaran kita hanya mampu menerima suara-suara yang frekuensinya terbatas. Kita tidak memiliki kemampuan mendengarkan suara-suara dengan frekeunsi kurang atau lebih dari itu. Sementara merupakan suatu hal yang pasti mereka berhubungan dan berinteraksi satu sama lain.

Adapun bagaimana proses tasbih makhluk-makhluk memuji Allah Swt  merupakan hal-hal yang belum dapat disingkap oleh sains karena itu kita tidak dapat mengilustrasikan bagaimana proses tasbih tersebut. Namun telah dijelaskan pada banyak ayat dan riwayat bahwa seluruh makhluk bertasbih kepada Allah Swt.[1]

Tasbih artinya menyucikan dan mengkuduskan Allah Swt dari segala kekurangan, cela,  ketidakmampuan dan pendeknya segala sesuatu yang hanya dalam kapasitas makhluk-makhluk. Imam Shadiq As tatkala ditanya tentang subhanaLlah, beliau bersabda, “Artinya mengungkapkan kesucian Allah Swt dari segala macam cela dan keburukan.”[2]

Terdapat dua pandangan ahli tafsir sehubungan dengan bagaimana proses tasbih makhluk-makhluk (batu-batuan dan tumbuh-tumbuhan):

  1. Tasbih dengan bahasa tubuh atau non-verbal (hâl)
  2. Tasbih dengan bahasa verbal (qâl)

 

  1. Tasbih dengan bahasa tubuh atau non-verbal (hâl)

Sebagian ahli tafsir memandang bahwa tasbih makhluk-makhluk dinyatakan dengan bahasa tubuh dan non-verbal. Mereka memaknai tasbih tersebut sebagai petunjuk eksistensial seluruh makhluk atas Zat Suci Allah Swt dan sifat-sifat sempurnanya. Pada pandangan ini sebagain ahli tafsir berpandangan bahwa tasbih makhluk-mahkluk adalah tasbih takwini dan makhluk-makhluk tersebut mendeskripsikan Sang Pencipta dengan bahasa non-verbal dan lamat-lamat berkata, “Apabila engkau menyaksikan kekurangan pada diriku maka hal itu merupakan keniscayaan esensial diriku dan Mahasuci Allah Swt dari kekurangan ini.”

Abu Nasir Farabi, Thabarsi, Fakhrurazi dan Alusi memandang bahwa tasbih makhluk-makhluk dinyatakan dengan bahasa non-verbal (hâl). Dalam tafsir Nemune juga dikemukakan pandangan ini. Farabi, dalam tafsir tasbih dan salat makhluk-makhluk, berkata, “Langit dengan putarannya membawa dirinya salat ke haribaan Ilahi. Bumi dengan goyangannya menunaikan salat dan turunnya hujan adalah salat bagi hujan.”[3]

Sesuai dengan pandangan ini, konsepsi dan afirmasi tasbih makhluk-makhluk dan atom-atom di alam semesta sangat dapat dipahami karena setiap atom dari atom-atom di alam semesta yang melakukan aktifitas maka aktivitas tersebut adalah tasbih.

 

  1. Tasbih dengan bahasa verbal (qâl)

Yang dimaksud dengan bagian tasbih dan pujian ini adalah bahwa seluruh makhluk adalah berakal dan memiliki intelejensi. Di samping mereka bertasbih dan memuji Allah Swt dengan bahasa non-verbal, mereka juga memuji Allah Swt dengan bahasa verbal. Namun kita ketahui secara global bahwa tasbih semacam ini bersandar pada konsep bahwa seluruh hewan dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan kondisi dan posisi mereka memiliki pemahaman dan jiwa-jiwa rasional. Setiap makhluk bertasbih kepada Tuhannya dengan jiwa rasionalnnya dan lamat-lamat tasbih seluruh makhluk mengalun syahdu pada alam semesta. Meski mendengarkan tasbih mereka tidak mungkin bagi semua orang dan hanya orang-orang tertentu yang tidak terhijabi dunia yang dapat mendengarkan alunan tasbih seluruh makhluk di alam semesta.

Mengutip Rumi:

Sekiranya matamu terbuka dari mata gaib

Maka atom-atom semesta memiliki rahasia bersamamu

Omongan air, tanah dan bunga

Hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang mengurus hatinya

Di antara ulama kontemporer yang memiliki condong terhadap pandangan ini kita dapat menunjuk Allamah Thabathabai Ra dan Syahid Muthahhari Ra. Allamah Thabathabai Ra berkata, “Tasbih seluruh makhluk adalah tasbih hakiki dan verbal. Sesuatu yang verbal tidak mesti harus berbentuk untaian lafaz yang didengarkan.”[4]

Karena itu tasbih tumbuh-tumbuhan dan batu-batuan juga melakukan tasbih hakiki dan verbal. Adapun yang mengatakan tasbih para malaikat dan orang-orang beriman adalah tasbih verbal sementara tasbih makhluk-makhluk lainnya adalah tasbih non-verbal tidak dapat dibenarkan. Manusia harus menjadi ahli hati (yang mengurus hati dan penyucian jiwa), makna dan hakikat sehingga mampu memahami tasbih tersebut. Tatkala manusia memahami makhluk-makhluk tersebut kita saksikan bahwa bagaimana seluruh makhluk mengetahui, sadar, memuji dan bertasbih kepada Allah Swt.

Sehubungan dengan Nabi Daud, al-Quran menyatakan, “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersamanya (Daud) di waktu petang dan pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul (sehingga bertasbih bersamanya). Masing-masing burung itu amat taat kepada-Nya.” (Qs. Shad [38]:17-19)

Pada ayat ini terdapat dua poin yang menyokong pendapat bahwa tasbih makhluk-makluk itu adalah tasbih dengan bahasa verbal: Pertama turut sertanya gunung-gunung dan burung-burung bersama Nabi Daud bertasbih memuji Allah Swt, “bertasbih bersamanya” apabila yang dimaksud tasbih adalah tasbih makhluk-makhluk adalah tasbih dengan bahasa non-verbal  maka kebersamannya dengan Daud tidak memiliki makna atau tidak terdapat poin yang menyebutkan hal itu (tasbih non-verbal).

Konteks ayat bersifat tunggal. Karena itu tidak ada maknanya kita memaknai tasbih terkait dengan gunung-gunung dan burung-burung sebagai bahasa non-verbal dan terkait dengan Nabi Daud kita maknai sebagai bahasa verbal, karena tasbih dengan bahasa non-verbal juga dapat disampaikan meski tanpa Nabi Daud As.

Poin lainnya bahwa ayat menyatakan pada pagi hari dan petang gunung-gunung dan burung-burung bertasbih bersama Daud. Boleh jadi kita berkata bahwa pagi hari dan petang merupakan kata kiasan dari malam dan siang dan sebagai hasilnya adalah tasbih yang berterusan. Namun dengan memperhatikan poin sebelumnya (bersama Nabi Daud As) harus dikatakan bahwa gunung-gunung dan burung-burung bersama Nabi Daud satu suara melakukan tasbih. Artinya kapansaja Nabi Daud mulai bertasbih, maka burung-burung dan gunung-gunung akan bersamanya satu nada bertasbih. Dengan demikian, yang dimaksud dengan ‘asya dan abkar adalah makna hakiki fajar dan senja, dan dalam hal ini tasbih yang menunjukkan adanya gunung-gunung dan burung-burung berarti adanya Tuhan dan tafsir tidak dengan bahasa non-verbal dan sebagaimana yang telah kami katakan, tasbih seperti ini senantiasa dan ada setiap masa. Tidak ada dalilnya kita mengkhususkan tasbih tersebut hanya pada pagi dan petang atau ketika adanya Nabi Daud As. Daud yang mendengarkan gunung-gunung dan burung-burung bertasbih dengannya, beliau memiliki telinga yang lain yang menembus batin dan malakut segala sesuatu dan mendengarkan suara batin mereka. “Apabila telinga batin kita terbuka maka kita juga akan mendengarkan.”[5]

Sehubungan dengan kisah bebatuan yang berbicara di tangan Rasulullah Saw,[6] Syahid Muthahhari berkata, “Di sini bukan mukjizat Rasulullah Saw sehingga bebatuan berbicara melainkan mukjizatnya terletak pada beliau membukakan telinga orang-orang untuk mendengarkan suara bebatuan tersebut. Bebatuan itu senantiasa bertasbih dan mukjizat Rasulullah Saw adalah memperdengarkan suara tasbih tersebut bukan membuat bebatuan bersuara.”[7]

Karena itu dapat dikatakan bahwa tasbih lisan dan ucapan makhluk-makhluk adalah hal yang mungkin saja terjadi yang dapat dipahami oleh hati-hati suci dan manusia-manusia yang telah menempa dan menggembleng dirinya. [iQuest]

 


[1]. “Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Qs. Al-Isra [17]:44)  

[2]. Al-Kâfi, jil. 1, hal. 118, Hadis 10.

[3]. Tasbih Makhluk-makluk.  

[4]. Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 13, hal 152.

[5]. Silahkan lihat al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 13, hal. 120-121.

[6]. Bihâr al-Anwâr, jil. 57, hal. 169.  

[7]. Murtadha Muthahhari, Âsyanâi bâ Qur’ân, jil. 4, hal. 174.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...