Advanced Search
Hits
37626
Tanggal Dimuat: 2012/05/20
Ringkasan Pertanyaan
Ziarah kubur tadinya dilarang untuk beberapa masa, kemudian pada tahun berapa kembali diperbolehkan?
Pertanyaan
Ziarah kubur dalam satu masa terlarang dengan memperhatikan sumber-sumber Ahlusunnah dengan bersanad kepada hadis-hadis Rasulullah Saw. Ayatullah Subhani dalam suatu kesempatan pernah mengatakan bahwa orang-orang Ahlulkitab pernah menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai tempat ibadah, berdasarkan hal ini, Rasulullah Saw pada awalnya melarang, kemudian memperbolehkan! Mohon dijelaskan pada tahun berapa?
Jawaban Global

Salah satu permasalahan, pada awal-awal kemunculan Islam, yang dilarang untuk beberapa waktu tertentu adalah ziarah kubur. Pelarangan ini memiliki dalil yang beragam. Seiring dengan berkembangnya masyarakat Islam secara kuantitas dan kualitas, terbuka kesempatan untuk membicarakan perkara ini. Oleh karena itu, Rasulullah Saw setelah beberapa waktu mengumumkan kebolehan ziarah kubur, dan mengajarkan tata cara dan adab-adab ziarah kubur kepada orang-orang Muslim.

Jawaban Detil

Berdasarkan bukti-bukti dan kontek-konteks sejarah serta penegasan-penegasan al-Quran dan sunnah, masalah ziarah kubur memiliki banyak problem yang beragam di di antara sekian besar umat sebelum Islam.

Salah satu sarana-sarana yang resmi di sepanjang sejarah di kalangan mayoritas umat dan bangsa untuk menghidupkan dan mengenang tokoh-tokoh terkemuka dan orang-orang khusus mereka adalah membangun pemakaman mereka dan menziarahi mereka.

Di tengah ragam peradaban manusia yang hingga kini hadir di berbagai belahan dunia, seperti Yunani, Iran, dan khususnya Mesir kuno terdapat bangunan-bangunan megah dan agung yang sebagai tempat kuburan para nabi, raja-raja, dan tokoh-tokoh terkemuka pada zaman itu yang dengan berlalunya zaman telah menjadi tempat ziarah, terkadang sebagai tempat peribadatan, dan tempat doa dan hajat para penganut sebagian agama.

Terdapat juga beberapa riwayat yang menceritakan penyembahan para nabi, tokoh-tokoh terkemuka lainnya, atau meletakkan kuburan mereka sebagai masjid dan mushalla yang dilakukan oleh sebagian dari orang-orang Yahudi dan Kristen.[1]

Al-Quran dalam menceritakan tentang Ashhâb al-Kahfi dan penemuan jasad-jasad mereka oleh masyarakat di tengah-tengah kaum-kaum terdahulu, menyinggung suatu hakikat tentang pembangunan kuburan untuk pemujian dan penghormatan kepada orang-orang khusus. Ayat berkenaan dengan ini menceritakan bagaimana perselisihan masyarakat dalam menghormati Ashhâb al-Kahfi, ada yang mengusulkan mendirikan sebuah bangunan dan sebagian yang lain membangun masjid di atas pemakaman mereka.

Al-Quran sama sekali tidak mencela kedua usulan ini[2] yang pada dasarnya bermaksud untuk penghormatan dan menziarahi mereka. Pertanyaannya adalah kapankah ziarah kubur dan pembangunan pemakaman dimulai di  tengah-tengah kaum Muslim? Apakah sejak kemunculan Islam ataukah selang beberapa waktu setelah pengutusan Nabi Muhammad Saw?

Apa yang dijumpai dalam riwayat-riwayat dan catatan-catatan sejarah adalah pelarangan awal Rasulullah Saw atas ziarah kubur. Pelarangan ini berdasarkan sebab-sebab dan faktor-faktor tertentu yang dengan hilang sebab-sebab itu maka dalil-dalil pelarangannya juga hilang, dan bukan hanya diperbolehkan, bahkan hukum menziarahi kubur adalah mustahab (dianjurkan).

Adapun hubungannya dengan sebab-sebab pelarangan orang-orang Muslim dari ziarah kubur dari sisi Rasulullah saw terdapat beberapa dalil yang akan diutarakan sebagai berikut:

1. Dikatakan bahwa pada awal-awal periode Islam kebanyakan atau mungkin semua pemakaman-pemakaman adalah milik orang-orang musyrik dan para penyembah berhala, dan Islam juga memutus semua hubungan keterikatan dan ketergantungan dengan mereka. Salah satu ketergantungan itu adalah hubungan ziarah kubur mereka yang dilarang oleh Rasulullah Saw.[3]

2. Sebagaimana masyarakat baru Muslim dan tiadanya filter masyarakat Islam dari seluruh kebiasaan dan budaya jahiliyah memungkinkan terjangkitnya sebagian tingkah laku-tingkah laku yang keluar dari batasan syariat, seperti menangisi dan menyelenggarakan kesediahan atas kuburan dengan cara jahiliyah, telah menjadi sebab pelarangan ziarah kubur hingga telah siapnya waktu yang tepat untuk merubah perkara ini. Oleh karena itu, ketika menyebar dan masuknya ajaran-ajaran agama Islam ke dalam hati orang-orang Muslim dan untuk mempersiapkan kondisi untuk ziarah kubur, maka kita menyaksikan dihilangkannya larangan dan menganjurkan kepada ziarah melalui anjuran Rasulullah Saw. Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah Saw tentang tata cara ziarah kubur. Rasulullah Saw bersabda, "Dahulu Aku telah melarang kalian menziarahi kubur, akan tetapi kini kalian pergilah untuk menziarahi kubur dan janganlah menyampaikan perkataan yang tidak sopan".[4]

3. Bukti lain mungkin bisa dijelaskan demikian bahwa ziarah kubur - pada periode awal kedatangan Islam dan dimulainya hari-hari penyebarannya serta masih rentannya menerima pengaruh - akan mengingatkan orang-orang Muslim kepada orang-orang yang terbunuh yang hal ini akan menyebabkan timbulnya ketakutan dan penolakannya terhadap jihad. Dengan tertancapnya kekuatan Islam (berdirinya pemerintahan Islam), masalah ini dapat teratasi dan membolehkan mereka untuk ziarah kubur.[5]

 

Sejarah dan Bagaimana Tercabutnya Pelarangan Ziarah Kubur

Sebagaimana yang telah dijelaskan secara singkat, Rasulllah Saw pada awalnya melarang ziarah kubur, akan tetapi pelarangan ini tidak lama bertahan, dan ketika hadirnya kondisi-kondisi memungkinkan pada tahun ketujuh Hijriyah di Hudaibiyah,[6] Rasulullah Saw setelah menziarahi ibu tercinta beliau, memperbaiki kuburannya, dan menangisinya sehingga membuat orang-orang Muslim yang bersamanya sedemikian terpengaruh dan mengucurkan air mata. Rasulullah Saw bersabda: Allah Swt telah memberikan izin kepada Muhammad Saw untuk menziarahi ibunya… Rasulullah Saw dalam kelanjutan sabdanya, "Dahulu aku telah melarang kalian menziarahi kubur, akan tetapi kini kalian pergilah untuk menziarahi kubur…".[7]

 

Ziarah Kubur dalam Persepektif Al-Quran dan Sunnah

Ziarah manusia kepada seseorang yang memiliki hubungan jasmani atau ruhani adalah suatu perkara yang mendekatkan jiwa-jiwa suci manusia kepada orang-orang tersebut. Oleh karena itu, kita melihat bahwa al-Quran dan Sunnah sangat menekankan pentingnya ziarah kubur.

Kita menemukan dalam al-Quran yang menunjukkan adanya tema ziarah di permulaan sejarah Islam. Allah Swt di dalam sebuah ayat melarang Rasulullah Saw dari mensalati orang-orang kafir serta hadir dalam pemakaman mereka. Para ahli tafsir (mufassirin) mengatakan bahwa pelarangan dua perkara ini, yaitu shalat dan hadir di kuburan orang-orang  munafik, akan menegaskan kebolehan perkara ini bagi orang-orang Mukmin.[8]

Rasulullah Saw selain memerintahkan ziarah kubur, juga memberikan contoh secara langsung dan mengajarkan tata cara ziarah serta bagaimana cara manusia berkata kepada orang-orang mati yang di ziarahi. Terkait dengan perkara ini terdapat beberapa riwayat, yang untuk  mempersingkat pembahasan, akan diutarakan dua riwayat sebagai berikut:

Di riwayatkan dari Aisyah istri Rasulullah Saw bahwa beliau pada sebagian malam pergi ke perkuburan Baqi' sambil mengucapkan,  "Salam atas penghuni tempat tinggal ini dari orang-orang Mukmin dan orang-orang Muslim, apa yang telah dijanjikan atas kalian telah tiba, semoga Allah Swt merahmati orang-orang terdahulu dari kami dan orang-orang yang tertinggal dari kami, kami dalam waktu dekat ini akan di kumpulkan bersama kalian." Rasulullah Saw juga pernah bersabda Jibril As telah datang ke sisi saya dan mengatakan Allah Swt memerintahkan kepadamu untuk pergi ke pemakaman Baqi' dan memintakan ampunan  bagi penghuninya.[9]

 

Manfaat-manfaat Ziarah Kubur

Ziarah kubur memberikan banyak pengaruh penting terhadap pendidikan dan akhlak yang Rasulullah Saw menjelaskan sebagian dari pengaruh-pengaruh ini. Rasulullah Saw bersabda, "Pergilah menziarahi kubur karena akan mengingatkan kalian kepada akhirat."[10]

Menyaksikan pemakaman-pemakaman yang merupakan sekumpulan besar manusia-manusia dengan segenap perbedaan-perbedaan tingkatan sosial yang di milikinya yang pada masa tertentu pernah hidup di dunia dan kemudian berpindah ke alam yang lain, akan mengurangi sifat kerakusan dan ketamakan manusia di dunia ini dan sangat mungkin mendapatkan perspektif baru terhadap hakikat dan tujuan kehidupan dunia yang berujung kepada pembaharuan perilaku, motivasi untuk menginggalkan kemaksiatan, dan menitikberatkan kepada nilai-nilai etika dan moral. Oleh itu, Rasulullah Saw berkenaan dengan permasalahan ini menjelaskan  pengaruh pendidikan ziarah kubur, "Pergilah menziarahi kubur karena di dalamnya terdapat pelajaran-pelajaran berharga."[11]

Imam Ridha As bersabda, "Barangsiapa mendatangi makam saudaranya yang seiman, kemudian meletakkan tangannya di atas makam tersebut sambil membaca surah al-Qadr sebanyak tujuh kali, niscaya akan membuat ia selamat dari azab pedih hari kiamat". Beliau juga bersabda, "Barangsiapa mendatangi makam saudaranya yang seiman, dan membaca surah al-Qadr sebanyak tujuh kali, niscaya Allah swt akan mengampuni dosanya dan dosa penghuni kubur."[12]

Adapun berkenaan dengan ziarah Rasulullah Saw dan para Imam Ahlulbait As yang akan memberikan pengaruh-pengaruh ziarah ini, terdapat banyak sekali riwayat yang ternukil, misalnya pertanyaan Imam Husain As kepada Rasulullah Saw, apa pahala menziarahi engkau? Rasulullah Saw menjawab, "Barangsiapa yang menziarahi aku atau ayahmu, atau saudaramu, niscaya aku di hari kiamat kelak  akan pergi menjumpainya dan aku mengampuni semua dosa-dosanya."[13]

Beberapa hal ini adalah sebagian kecil dari manfaat-manfaat umum ziarah kuburan orang-orang Muslim, namun berkenaan dengan ziarah kubur tokoh-tokoh agama, sangat mungkin memiliki pengaruh sosial yang  mengingatnya tidaklah merugikan.

Dengan sedikit meluangkan perhatian, kita akan menyaksikan bahwa pemakaman-pemakaman terhormat yang ada di penjuru dunia, ziarah orang-orang Mukmin yang alim, kaum Muslim secara umum, kebanyakan pemakaman diperuntukkan para tokoh terkemuka dan tokoh-tokoh pembaharu. Tokoh-tokoh ini dapat dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut:

Para nabi dan pemimpin-pemimpin agama yang mengemban risalah Illahi, yang telah mengkorbankan jiwa dan hartanya di jalan penyampaian risalah ini, dan telah mengorbankan jiwanya dalam menghadapi rintangan-rintangan besar di jalan menghidayahi manusia; Kaum ulama dan tokoh-tokoh pemikir yang bagaikan sebuah lilin yang terbakar sehingga orang-orang di sekitarnya tercerahkan, kelompok ini kebanyakan menjalani hidupnya dengan zuhud dan kesusahan finansial. Hasil kerja keras kelompok ini adalah menghasilkan sesuatu yang penting di banyak bidang keilmuan. Para pejuang dan reformis yang melawan pemerintahan-pemerintahan zalim terhadap rakyat dan bangkit melawan para pemimpin kezaliman dan orang-orang zalim, dan menuntut perlindungan, kemurahan hati, dan pemberian hak-hak manusia, dengan mengorbankan darahnya dalam menegakkan pohon keadilan.

 

Menziarahi kuburan tokoh-tokoh ini utamanya Rasulullah Saw dan para Imam Ahlulbait As, merupakan sebuah bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap kerja keras mereka, perjuangan, dan reformasi budaya. Tokoh-tokoh ini adalah pesan bagi generasi mendatang bahwa hal itu (menziarahi mereka) adalah sebagian dari ganjaran dunia bagi orang-orang yang melangkahkan kakinya di jalan kebenaran, menghidayahi, membela ideologi, dan nilai-nilai moralitas serta akidah.[14]

Oleh itu, dengan banyaknya pengaruh-pengaruh sosial terhadap masyarakat dalam menziarahi orang-orang saleh dan tokoh-tokoh besar, begitu juga bangsa-bangsa nonmuslim yang memberikan perhatian yang besar. Dengan demikian, kita menyaksikan begitu banyak penghormatan kepada kuburan-kuburan di dunia bagi tokoh-tokoh agama dan non-agama, karena ketika manusia menziarahi dan memuliakan orang-orang ini yang memang merupakan kewajiban manusia, dan seakan-akan setiap apa yang manusia lakukan dalam memuliakan mereka adalah ilham dari hati nurani.

Oleh karena itu, ziarah kubur merupakan sebuah perkara yang ditekankan oleh al-Quran, Sunnah, dan akal. Bahkan bisa dikatakan merupakan perkara fitrah manusia, karena manusia senantiasa mencintai untuk menziarahi dan memuliakan orang-orang yang dicintai dan dihormati. Ziarah kubur selain memiliki manfaat duniawi juga memiliki manfaat ukhrawi. Dengan menyebarnya ajaran-ajaran Islam dan pemahaman yang lebih dalam terhadap wacana-wacana agama dan kepercayaan, telah mengkondisikan penerapan amal-amal mustahab (dianjurkan) ini yang memiliki manfaat-manfaat ukhrawi bagi orang-orang Muslim. Hal ini tidak hanya dibolehkan, bahkan hukumnya adalah mustahab. [iQuest]

 

Indeks Terkait:

Hikmah Ziarah Para Imam Ahlulbait As, 7755 (Site: id7922)

Pahala menziarahi Imam Husain As, 7504 (Site: id8007)

Menziarahi Baitullah dan Para Imam Ahlulbait As dengan kehendak dan harapan, 3147 (Site: 3411)

 

[1]. Muhammad bin Ali Shaduq, Man Lâ Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 1, hal.  178, terbitan Muasasah Nasyr Islami, Qum, Cetakan Ketiga, 1413 H.

[2].  Qs. Al-Kahf: 21.

[3]. Ja'far  Subhani, al-Wahâbiyah fi al-Mizân, hal.  96.

[4].  Muhammad bin Ali, 'Awaliyal'alai, jil.  1, hal.  45, Intisyarat Sayid al-Syuhada' As, Qum, Cetakan Pertama, 1405 H.

[5]. Al-Wahâbiyah fi al-Mizân, hal.  96.

[6]. Ibnu Sa'ad, al-Thabaqât al-Kubrâ, jil.  1, hal. 94, Dar al-Kitab Islamiyah, Beirut, Cetakan Pertama, 1410 H.

[7]. Shalihi Syami, Sabil al-Hidâyah, jil.  8, hal.  384, Darul Kitab al-Ilmiyah, Beirut, Cetakan Pertama, 1414 H.

[8]. Ja'far Subhani, Fi al-Zhilâl al-Tauhid, hal.  241.

[9] . Ibid, hal.  244.

[10]. Majlisi, Muhammad Bagir, Biharul Anwar, jil.  79, hal.  169, Muasasah al-Wafa', Beirut, Libanon, Cetakan Keempat, 1404 H.

[11]. Mulla Muhsin Faidh Kasyani, al-Mahjahtu al-Baidhâ', jil.  9, hal.  289, Nasyr Islami, Cetakan Keempat, 1417 H.

[12]. 'Azizullah 'Athardy, Musnad al-Imâm al-Ridha As, jil.  2, hal.  254, Astan-e Quds Radhawi, Masyhad, Cetakan Pertama, 1406 H.

[13]. Muhammad bin Ali Shaduq, Man Lâ Yahdhuruhu al-Faqih, jil.  2, hal.  577, Muasasah Nasyr Islami, Qum, Cetakan Ketiga, 1413 H.

[14]. Al-Wahâbiyah fi al-Mizân, hal.  103.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...