Please Wait
Hits
22007
22007
Tanggal Dimuat:
2013/12/09
Ringkasan Pertanyaan
Apakah pahala menolong keluarga yang membutuhkan itu lebih besar atau menolong orang lain?
Pertanyaan
Assalamualikum. Bagaimana pahala bila seorang paman yang kaya membantu keponakannya dalam hal pekerjaan dan jika bantuan itu diberikan ke orang lain bagaimana juga pahalanya apakah sama atau lebih besar. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas jawabannya. Wasalam
Jawaban Global
Menolong keluarga yang membutuhkan lebih bernilai dan berharga ketimbang menolong orang lain. Imam Ali As meriwayatkan dari Rasulullah Saw yang bersabda, “Mulaillah dari memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Ibumu, ayahmu, saudarimu, saudaramu. Kemudian kepada orang yang terdekat. Sedekah tidak akan diterima selagi salah seorang kerabatnya yang masih miskin dan membutuhkan.”[1]
Demikian juga Imam Shadiq As ditanya, “Apakah memberi sedekah kepada orang-orang fakir yang datang ke rumah-rumah lebih baik atau kepada kerabat sendiri?” Imam Shadiq As menjawab, “Tidak. Lebih baik mengirimkan sedekah itu kepada keluarganya sendiri. Pahala dan ganjaran (sedekah) ini lebih besar.”[2]
Bahkan apabila keluarga ini bermusuhan dengannya maka pahalanya tetap lebih besar sebagaimana dari Imam Shadiq As diriwayatkan, “Rasulullah Saw ditanya sedekah manakah yang lebih besar pahalannya dibandingkan dengan sedekah-sedekah lainnya?” Rasulullah Saw bersabda, “Sedekah kepada kerabat dan keluarga yang memiliki permusuhan dalam dirinya dengan orang yang memberikan sedekah.”[3]
Akan tetapi hal ini bergantung pada sepanjang di antara keluarga yang membutuhkan. Namun apabila tidak ada lagi di antara keluarga yang membutuhkan maka dibolehkan untuk menolong orang lain.
Mengingat bahwa setiap orang lebih mengetahui urusan keluarganya dan apabila ia mengetahui bahwa di antara mereka terdapat seseorang yang membutuhkan. Berdasarkan hal ini, apabila kita semua beramal terhadap tugas ini di tengah masyarakat maka tidak akan ada lagi orang yang membutuhkan dan fakir akan dijumpai di tengah masyarakat. [iQuest]
Demikian juga Imam Shadiq As ditanya, “Apakah memberi sedekah kepada orang-orang fakir yang datang ke rumah-rumah lebih baik atau kepada kerabat sendiri?” Imam Shadiq As menjawab, “Tidak. Lebih baik mengirimkan sedekah itu kepada keluarganya sendiri. Pahala dan ganjaran (sedekah) ini lebih besar.”[2]
Bahkan apabila keluarga ini bermusuhan dengannya maka pahalanya tetap lebih besar sebagaimana dari Imam Shadiq As diriwayatkan, “Rasulullah Saw ditanya sedekah manakah yang lebih besar pahalannya dibandingkan dengan sedekah-sedekah lainnya?” Rasulullah Saw bersabda, “Sedekah kepada kerabat dan keluarga yang memiliki permusuhan dalam dirinya dengan orang yang memberikan sedekah.”[3]
Akan tetapi hal ini bergantung pada sepanjang di antara keluarga yang membutuhkan. Namun apabila tidak ada lagi di antara keluarga yang membutuhkan maka dibolehkan untuk menolong orang lain.
Mengingat bahwa setiap orang lebih mengetahui urusan keluarganya dan apabila ia mengetahui bahwa di antara mereka terdapat seseorang yang membutuhkan. Berdasarkan hal ini, apabila kita semua beramal terhadap tugas ini di tengah masyarakat maka tidak akan ada lagi orang yang membutuhkan dan fakir akan dijumpai di tengah masyarakat. [iQuest]
[1]. Muhammad bin Muhammad, Syaikh Mufid, al-Ikhtishâsh, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari dan Mahmud Mahrami Zarandi, hal. 219, al-Mu’tamar al-‘Alami li Alfiyah al-Syaikh al-Mufid, Qum, Cetakan Pertama, 1413 H.
«قَالَ سَمِعْتُ الْحُسَیْنَ بْنَ عَلِیٍّ یَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ یَقُولُ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ أُمَّکَ وَ أَبَاکَ وَ أُخْتَکَ وَ أَخَاکَ ثُمَّ أَدْنَاکَ فَأَدْنَاکَ وَ قَالَ لَا صَدَقَةَ وَ ذُو رَحِمٍ مُحْتَاج»
«قَالَ سَمِعْتُ الْحُسَیْنَ بْنَ عَلِیٍّ یَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ یَقُولُ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ أُمَّکَ وَ أَبَاکَ وَ أُخْتَکَ وَ أَخَاکَ ثُمَّ أَدْنَاکَ فَأَدْنَاکَ وَ قَالَ لَا صَدَقَةَ وَ ذُو رَحِمٍ مُحْتَاج»
[2]. Syaikh Shaduq, Tsawâb al-A’mâl wa Iqab al-Al-A’mâl, hal. 142, Dar al-Radhi, Qum, Cetakan Pertama, 406 H.
«عَنْ عَمْرِو بْنِ یَزِیدَ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ(ع) قَالَ سُئِلَ عَنِ الصَّدَقَةِ عَلَى مَنْ یَسْأَلُ عَلَى الْأَبْوَابِ أَوْ یُمْسِکُ ذَلِکَ عَنْهُمْ وَ یُعْطِیهِ ذَوِی قَرَابَتِهِ فَقَالَ لَا بَلْ یَبْعَثُ بِهَا إِلَى مَنْ بَیْنَهُ وَ بَیْنَهُ قَرَابَةٌ فَهَذَا أَعْظَمُ لِلْأَجْر»؛
«عَنْ عَمْرِو بْنِ یَزِیدَ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ(ع) قَالَ سُئِلَ عَنِ الصَّدَقَةِ عَلَى مَنْ یَسْأَلُ عَلَى الْأَبْوَابِ أَوْ یُمْسِکُ ذَلِکَ عَنْهُمْ وَ یُعْطِیهِ ذَوِی قَرَابَتِهِ فَقَالَ لَا بَلْ یَبْعَثُ بِهَا إِلَى مَنْ بَیْنَهُ وَ بَیْنَهُ قَرَابَةٌ فَهَذَا أَعْظَمُ لِلْأَجْر»؛
[3]. Muhammad bin Ya’qub Kulaini, al-Kâfi, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 4, hal. 10, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, Cetakan Keempat, 1407 H.
«عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ(ع) قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ(ص) أَیُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ عَلَى ذِی الرَّحِمِ الْکَاشِح»
«عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ(ع) قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ(ص) أَیُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ عَلَى ذِی الرَّحِمِ الْکَاشِح»
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar