Please Wait
Hits
5921
5921
Tanggal Dimuat:
2014/01/18
Ringkasan Pertanyaan
Apakah mungkin sebagian setan menjadi pelayan bagi orang-orang beriman dan menghalangi mereka untuk berbuat buruk?
Pertanyaan
Apa maksud hadis dimana Allah Swt memerintahkan dua setan untuk menjaga orang beriman dari was-was setan? Setan tetap setan. Tidak ada bedanya. Dari Abi Abdillah berkata : “Barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat kursi dan ayat yang ada di Ali Imran, “Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, begitu juga malaikat, dan ahli ilmu… ayat 18 , ayat Sukhroh dan ayat Sajdah maka Allah menyuruh dua syetan untuk mengamankannya dari godaan-godaan para setan-setan jahat.” (Al Kaafi 2/392).
Jawaban Global
Dalam pembahasan filsafat disebutkan bahwa sebagaimana secara keseluruhan sistem penciptaan memiliki tingkatan, di sela-sela setiap sistem penciptaan dan keberadaan ini juga terdapat tingkatan-tingkatan makhluk. Karena itu setan-setan juga memiliki tingkatan dan boleh jadi tindakan setani sebagian setan kurang dari setan-setan lainnya; karena itu Allah Swt menjadikan setan-setan seperti ini sebagai pelayan bagi para wali Allah; karena pada peristiwa Nabi Sulaiman As terjadi:
«وَ الشَّیاطینَ کُلَّ بَنَّاءٍ وَ غَوَّاصٍ»
“Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam.” (Qs. Shad [38]:37)
Dan sebagaimana juga yang disebutkan pada ayat selanjutnya:
«وَ آخَرینَ مُقَرَّنینَ فِی الْأَصْفادِ»
“Dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu.” (Qs. Shad [38]:38)
Kedua ayat ini dengan baik menunjukkan adanya perbedaan setan-setan dimana sebagiannya tanpa belenggu dan rantai menjadi pelayan Nabi Sulaiman dan sebagian lainnya adalah setan-setan pembangkang yang terantai dan terbelenggu.
Karena itu, tidak ada halangan membaca ayat tertentu dari al-Quran sehingga sebagian setan menjadi penghalang keburukan bagi sebagian setan lainnya. Sebagaimana dalam riwayat ini disebutkan, “Imam Shadiq As bersabda, “Barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat kursi dan ayat yang ada di Ali Imran, “Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, begitu juga malaikat, dan ahli ilmu[1] , ayat Sukhroh[2] dan ayat Sajdah[3] maka Allah menyuruh dua setan untuk mengamankannya dari godaan-godaan para setan-setan jahat, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, bersama dua setan itu terdapat tiga puluh malaikat yang senantiasa memuji, bertasbih dan bertakbir kepada Allah Swt ini, akan memohonkan ampunan bagi orang itu hingga ia bangun dan ganjaran tahmid, tasbih dan takbir malaikat seluruhnya menjadi miliknya.”[4] (Al-Kâfi 2/392). [iQuest]
«وَ الشَّیاطینَ کُلَّ بَنَّاءٍ وَ غَوَّاصٍ»
“Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam.” (Qs. Shad [38]:37)
Dan sebagaimana juga yang disebutkan pada ayat selanjutnya:
«وَ آخَرینَ مُقَرَّنینَ فِی الْأَصْفادِ»
“Dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu.” (Qs. Shad [38]:38)
Kedua ayat ini dengan baik menunjukkan adanya perbedaan setan-setan dimana sebagiannya tanpa belenggu dan rantai menjadi pelayan Nabi Sulaiman dan sebagian lainnya adalah setan-setan pembangkang yang terantai dan terbelenggu.
Karena itu, tidak ada halangan membaca ayat tertentu dari al-Quran sehingga sebagian setan menjadi penghalang keburukan bagi sebagian setan lainnya. Sebagaimana dalam riwayat ini disebutkan, “Imam Shadiq As bersabda, “Barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat kursi dan ayat yang ada di Ali Imran, “Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, begitu juga malaikat, dan ahli ilmu[1] , ayat Sukhroh[2] dan ayat Sajdah[3] maka Allah menyuruh dua setan untuk mengamankannya dari godaan-godaan para setan-setan jahat, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, bersama dua setan itu terdapat tiga puluh malaikat yang senantiasa memuji, bertasbih dan bertakbir kepada Allah Swt ini, akan memohonkan ampunan bagi orang itu hingga ia bangun dan ganjaran tahmid, tasbih dan takbir malaikat seluruhnya menjadi miliknya.”[4] (Al-Kâfi 2/392). [iQuest]
[1]. (Qs Ali Imran [3]:18)
«شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لا إِلهَ إِلاَّ هُوَ وَ الْمَلائِکَةُ وَ أُولُوا الْعِلْمِ قائِماً بِالْقِسْطِ لا إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزیزُ الْحَکیمُ»
«شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لا إِلهَ إِلاَّ هُوَ وَ الْمَلائِکَةُ وَ أُولُوا الْعِلْمِ قائِماً بِالْقِسْطِ لا إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزیزُ الْحَکیمُ»
[2]. “Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘arasy (Dia mengatur seluruh alam semesta). Dia menutupkan (tirai kegelapan) malam kepada siang; malam mengikuti siang dengan cepat, dan (Dia menciptakan pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan mengatur (alam semesta) hanyalah hak Allah. Maha Berkah (dan Kekal) Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-A’raf [7]:54)
[3]. Yang masyhur sesuai dengan ucapan Majlisi, dua akhir ayat surah Hamim Sajdah dan sebagian lainnya ayat yang mengikut pada ayat sajadah yang disebutkan pada pada surah Alif lam mim sajdah, yaitu ayat 16 dan mengikut prinsip ihtiyath baikmya menggabungkan keduanya.
[4]. Muhammad Yakub Kulaini, al-Kâfi, Editor Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 2, hal. 539, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, Cetakan Keempat, 1407 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar