Please Wait
Hits
6665
6665
Tanggal Dimuat:
2017/08/09
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana cara dan ciri-ciri salat Nabi Muhammad Saw?
Pertanyaan
Apakah terdapat hadis yang menjelaskan tentang bagaimana Nabi Muhammad Saw mengerjakan salat?
Jawaban Global
Dalam riwayat diisyaratkan tentang bagaimana Nabi Muhammad Saw mengerjakan salat, di antaranya:
1. Imam Ali As: “Rasulullah Saw mengangkat tangan beliau hingga setinggi telinga ketika mengucapkan takbiratul ikhram dan bertakbir ketika akan rukuk dan juga ketika mengangkat kepalanya dari rukuk.”[1]
2. Imam Ali As: “Setiap kali Rasulullah Saw melaksanakan salat dan menguap maka beliau meletakkan tangan kanannya di depan mulutnya.”[2]
3. Imam Ali As menuliskan kepada Muhammad bin Abu Bakar: “Hati-hatilah dalam rukuk dan sujudmu karena Rasulullah yang melaksanakan salat secara sempurna dari semua orang dan selalu lebih baik dari pada orang lain dalam salatnya, ketika dalam keadaan rukuk beliau mengucapkan «سبحان ربّى العظیم و بحمده» sebanyak tiga kali dan ketika beliau sujud, beliau membaca: «سبحان ربّى الاعلى و بحمده» [3]
4. Ketika beliau bangun dari ruku mengucapkan:
5. Imam Baqir As: “Rasulullah Saw dalam salatnya membaca ‘Bismillahir Rahmani Rahim’ secara jahr/keras dan mengeraskan suara itu.[5]
6. Imam Baqir As: Dua orang dari sahabat Nabi Muhammad Saw berselisih paham tentang bagaimana beliau melaksanakan salat. Untuk mencari titik terangnya maka mereka menulis surat kepada Ubai bin Ka’ab tentang berapa kali Rasulullah berhenti sejenak dalam salatnya. Ia dalam menjawab surat: Rasulullah Saw dalam qiraat berhenti sejenak di antara dua tempat. Salah satunya setelah selesai membaca surah al-Fatihah dan yang lainnya setelah selesainya surah.[6]
7. Imam Shadiq As: Rasulullah Saw ketika melaksanakan salat Subuh membaca surah-surah seperti: “Amma Yatasa alun, Hal Ata ka hadtsul Ghasyiyah, La Uqsimu biyaumil Qiyamah dan lainnya. Ketika salat Dhuhur membaca surah-surah: Sabbihisma Rabbika, Wa Sysyamsi wa Dhuhaha, Hal Ata ka Haditsul Ghasyiyah dan lainnya. Ketika salat Maghrib membaca surah-surah yang lebih pendek: Qul Huwallahu Ahad, Idza jaa Nashrullah wal Fath dan Idza dzullilatil. Dan ketika salat Isya membaca surah-surah yang dibaca ketika salat Dhuhur.[7]
Hisyam bin Hakam berkata: Aku bertanya kepada Imam Kadzim As: Mengapa dalam ruku mengucapkan «سبحان ربّى العظیم و بحمده» dan ketika sujud mengucapkan:
8. Abu Sa’id Khudri berkata: Rasulullah Saw sebelum menyibukkan dengan qiraat membaca:«أعوذ بالله من الشیطان الرجیم»[9]
9. Bara bin ‘Azib berkata: Rasulullah Saw tidak pernah mengerjakan salat fardhu tanpa membaca qunut.[10]
Muhammad bin Musalamah berkata: Ketika sujud, Rasulullah Saw membaca:
Untuk telaah lebih jauh kami persilahkan Anda untuk mempelajari indeks berikut ini:
Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, Pertanyaan 26986.
Cara Nabi Muhammad dan Para Imam As ketika menjama salat Dhuhur dan Ashar, Pertanyaan 3216.
Pensyariatan Salat Qadha pada Zaman Nabi Muhammad Saw, pertanyaan 27169.
1. Imam Ali As: “Rasulullah Saw mengangkat tangan beliau hingga setinggi telinga ketika mengucapkan takbiratul ikhram dan bertakbir ketika akan rukuk dan juga ketika mengangkat kepalanya dari rukuk.”[1]
2. Imam Ali As: “Setiap kali Rasulullah Saw melaksanakan salat dan menguap maka beliau meletakkan tangan kanannya di depan mulutnya.”[2]
3. Imam Ali As menuliskan kepada Muhammad bin Abu Bakar: “Hati-hatilah dalam rukuk dan sujudmu karena Rasulullah yang melaksanakan salat secara sempurna dari semua orang dan selalu lebih baik dari pada orang lain dalam salatnya, ketika dalam keadaan rukuk beliau mengucapkan «سبحان ربّى العظیم و بحمده» sebanyak tiga kali dan ketika beliau sujud, beliau membaca: «سبحان ربّى الاعلى و بحمده» [3]
4. Ketika beliau bangun dari ruku mengucapkan:
«سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ اللّهُمّ لَکَ الْحَمْدُ مِلْءَ سَمَاوَاتِکَ وَ مِلْءَ أَرْضِکَ وَ مِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَیْ»
“Allah Swt mendengar orang yang memuji-Nya dan mengabulkan (permohonannya) Allahummah! Segala puji bagi-Mu sepenuh langit-langit dan bumi, dan sebanyak apa pun yang Engkau inginkan.” [4] 5. Imam Baqir As: “Rasulullah Saw dalam salatnya membaca ‘Bismillahir Rahmani Rahim’ secara jahr/keras dan mengeraskan suara itu.[5]
6. Imam Baqir As: Dua orang dari sahabat Nabi Muhammad Saw berselisih paham tentang bagaimana beliau melaksanakan salat. Untuk mencari titik terangnya maka mereka menulis surat kepada Ubai bin Ka’ab tentang berapa kali Rasulullah berhenti sejenak dalam salatnya. Ia dalam menjawab surat: Rasulullah Saw dalam qiraat berhenti sejenak di antara dua tempat. Salah satunya setelah selesai membaca surah al-Fatihah dan yang lainnya setelah selesainya surah.[6]
7. Imam Shadiq As: Rasulullah Saw ketika melaksanakan salat Subuh membaca surah-surah seperti: “Amma Yatasa alun, Hal Ata ka hadtsul Ghasyiyah, La Uqsimu biyaumil Qiyamah dan lainnya. Ketika salat Dhuhur membaca surah-surah: Sabbihisma Rabbika, Wa Sysyamsi wa Dhuhaha, Hal Ata ka Haditsul Ghasyiyah dan lainnya. Ketika salat Maghrib membaca surah-surah yang lebih pendek: Qul Huwallahu Ahad, Idza jaa Nashrullah wal Fath dan Idza dzullilatil. Dan ketika salat Isya membaca surah-surah yang dibaca ketika salat Dhuhur.[7]
Hisyam bin Hakam berkata: Aku bertanya kepada Imam Kadzim As: Mengapa dalam ruku mengucapkan «سبحان ربّى العظیم و بحمده» dan ketika sujud mengucapkan:
«سبحان ربّى الاعلى و بحمده»
Imam Kadzim As menjawab: Wahai Hisyam! Ketika Rasulullah dibawa ke mikraj dan salat di sana, beliau teringat akan kebesaran Allah Swt yang beliau lihat pada malam itu, badan Nabi Saw bergetar dan tanpa disadarinya beliau ruku dan membaca:
«سبحان ربّى العظیم و بحمده»
dan ketika bangun dari ruku, beliau menyadari bahwa beliau sedang menuju Tuhan dan berada di tempat yang lebih tinggi dari pada sebelumnya dan (karena takut akan kebesaran Allah Swt) maka beliau bersujud dan membaca:
«سبحان ربّى الاعلى و بحمده»
ketika beliau membaca dzikir ini sebanyak tujuh kali maka rasa takutnya hilang dari diri beliau.[8]8. Abu Sa’id Khudri berkata: Rasulullah Saw sebelum menyibukkan dengan qiraat membaca:«أعوذ بالله من الشیطان الرجیم»[9]
9. Bara bin ‘Azib berkata: Rasulullah Saw tidak pernah mengerjakan salat fardhu tanpa membaca qunut.[10]
Muhammad bin Musalamah berkata: Ketika sujud, Rasulullah Saw membaca:
«اللَّهُمَّ لَکَ سَجَدْتُ، وَ بِکَ آمَنْتُ، وَ لَکَ أَسْلَمْت، سَجَدَ وَجْهِی لِلَّذِی خَلَقَه و صَوَّرَه،
وَ شَقَّ سَمْعَهُ وَ بَصَرَه، فَتَبَارَکَ اللهُ أَحْسَنُ الْخالِقِین»
“Allahummah! Aku bersujud pada-Mu, dan beriman kepada-Mu, dan berserah diri kepada-Mu. Wajah (dan hakikat)ku bersujud kepada Yang menciptakannya dan membentuknya, menyingkap mata dan telinga. Maka Maha Suci-lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” [11] [iQuest]Untuk telaah lebih jauh kami persilahkan Anda untuk mempelajari indeks berikut ini:
Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, Pertanyaan 26986.
Cara Nabi Muhammad dan Para Imam As ketika menjama salat Dhuhur dan Ashar, Pertanyaan 3216.
Pensyariatan Salat Qadha pada Zaman Nabi Muhammad Saw, pertanyaan 27169.
[1] Ibnu Hayun Maghribi, Nu’man bin Muhammad, Da’āim al-Islām wa Dzikra al-Halāl wa al-Harām wa al-Qadhāyā wa al-Ahkām, jil. 1, hal. 162, Qum, Muasasah Ali al-Bayt As, cet. 2, 1385.
[2] Muhammad Nuri, Husain, Mustadrak al-Wasāil wa Mustanbath al-Masāil, jil. 5, hal. 416, Qum, Muasasah Ali al-Bayt As, Cet. 1, 1408 H.
[3] Tsaqafi, Ibrahim bin Sa’id bin Hilal, Al-Ghārāt aw al-Istighfār wa al-Ghārāt, Periset: Muhadits, Jalaluddin, jil. 1, hal. 246-247, Tehran, Anjuman Atsar Meli, cet. 1, 1395 H.
[4] Ibid, hal. 246.
[5] ‘Ayasyi, Muhammad bin Mas’ud, Al-Tafsir, jil. 1, hal. 20, Tehran, Al-Mathbu’ah al-Ilmiyah, cet. 1, 1380 H.
[6] Thusi, Muhammad bin Hasan, Tahdzib al-Ahkām, jil. 2, hal. 20 Tehran, Al-Mathbu’ah al-Ilmiyah, cet. 1 1380 H.
[7] Ibid, hal. 95-96.
[8] Syaikh Shaduq, Ilal al-Syarāyi’, jil. 2, hal. 332-333, Qum, Kitab Furusyi Dawari, cet. 1, hal. 1380.
[9] Syaikh Hurr Amili, Wasāil Syiah, jil. 6, hal. 135, Qum, Muasasah Ali al-Bayt As, cet. 1, 1409 H.
[10]. Ibnu Abi Jumhur, Muhammad bin Zainuddin, ‘Awali al-Laāli al-‘Azizah fi al-Ahādits al-Diniyah, jil.2, hal. 42, Qum, Dar Sayidus Syuhada li-Nasyr, cet. 1, 1405 H.
[11] Salehi Damisyqi, Muhammad bin Yusuf, Sabl al-Huda wa al-Risyād fi Sirah Khair al-Ibād, jil. 8, hal 146, Beirut, Dar al-Kitab al-Ilmiyah, cet. 1. 1414 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar