Please Wait
8433
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda memilih jawaban detil
Salah satu tempat-tempat suci dan disandarkan kepada Imam Zaman Ajf adalah masjid suci Jamkaran yang terletak enam kilometer dari kota religious Qum. Masjid ini didirikan semenjak seribu tahun silam sesuai dengan titah Imam Zaman Ajf dalam kondisi terjaga (bukan tidur) yang merupakan jelmaan kepedulian dan kemuliaan Imam Zaman Ajf serta menjadi rendezvous para penanti dan pecinta Qaim Ali Muhammad Ajf.
Mirza Husain Nuri terkait dengan pendirian masjid Jamkaran menukil[1] ucapan Syaikh Fadhil Hasan bin Hasan Qummi, orang yang semasa dengan Syaikh Shaduq, dari Târikh Qum,[2] dalam kitab “Munis al-Hazin fi Ma’rifat al-Haq wa al-Yaqin,”[3]
Syaikh ‘Afif Shaleh Hasan bin Mitslih Jamkarani berkata, “Pada malam Rabu 17 Ramadhan 393 S aku tidur di rumahku dan tiba-tiba sekelompok orang datang ke rumahku. Mereka membangunanku dan berkata, bangunlah dan penuhilah permintaan Imam Zaman Ajf lantaran beliau memintamu. Mereka membawaku ke tempat yang kini merupakan masjid Jamkaran. Imam Mahdi Ajf memanggil namaku dan bersabda, “Pergilah dan katakan kepada Hasan bin Muslim: Di sini adalah tanah mulia dan Allah Swt memilih dan memuliakan tanah ini dari tanah-tanah yang lain.. kemudian beliau bersabda: “Katakanlah kepada masyarakat supaya memuliakan dan mengagungkan tanah tersebut.”[4]
Ayatulllah Mar’asyi Najafi dalam menyokong pendirian masjid Jamkaran menuturkan, “Masjid mulia ini adalah masjid yang dihormati oleh seluruh Syiah, semenjak ghaiba sughra (gaib minor) hingga hari ini yang telah berlangsung seribu tahun dua ratus dua puluh dua. Sebagaimana Syaikh Shaduq memiliki sebuah buku bernama “Munis al-Hazin” yang belum kami lihat, namun Haji Mirza Husan Nuri, guru saya, menukil dari buku tersebut, menyatakan bahwa secara umum masjid Jamkaran mendapatkan penghormatan dari ulama besar dan ahli hadis Syiah serta banyak keramat yang telah disaksikan dari masjid tersebut.[5]
Adapun dalam menjelaskan alasan pembangungan masjid ini dapat disinggung pada beberapa hal berikut ini:
Pertama, dalam kebudayaan Islam, masjid memiliki kedudukan istimewa dan signifikan. Islam memandang masjid sebagai sentral spritiual dan pemersatu yang tidak terdapat di institusi lainnya. Gebrakan penting Rasulullah Saw pasca hijrah ke Madinah adalah membangun masjid. Dengan memperhatikan peran, signifikansi dan posisi global kota suci Qum dan pelbagai anjuran yang disampaikan dalam lisan riwayat, gebrakan Imam Zaman dalam pengadaan dan pendirian masjid Jamkaran adalah untuk meningkatkan kualitas orang-orang beriman dan memberikan ruang bagi para penanti untuk menyempurna pada masa ghaiba kubra (gaib mayor). Hal ini merupakan sebuah perhatian dan kepedulian dari para Imam Maksum dan sokongan atas sentralitas kota suci Qum sebagai sentral pertama dunia Syiah pada masa okultasi (ghaibat).
Kedua, pendirian masjid Jamkaran sebagai jelmaan kepeduliaan dan kemuliaan Imam Zaman serta menjadi rendezvous bagi para penanti dan pecinta pada masa yang sarat dengan fitnah dan kerusakan. Dengan keberadaan Imam Zaman, orang-orang dapat merujuk ke tempat penuh berkah ini dan menyaksikan pelbagai kemuliaan dan kepeduliaan Imam Zaman Ajf atas iman merekaserta menjaga diri dari pelbagai konspirasi setan dari kalangan jin dan manusia, demikian juga pelbagai keraguan yang dilontarkan oleh pihak musuh terhadap masalah keyakinan dan iman mereka.
Ketiga, di antara alasan pendirian masjid Jamkaran ini supaya masyarakat memperoleh keberkahan maknawi dari keberadaan masjid dan memandang dirinya diperhatikan Imam Mahdi Ajf. Karena itu pernyataan loyalitasnya ia persembahkan kepada Imam Zaman Ajf dan berdoa untuk kemunculan satu-satunya penyelamat dunia kemanusiaan.
Pada dasarnya, pada sebuah komunitas yang anggotanya adalah mayoritas Syiah dan berada pada tataran untuk memupuk pemikiran murni mahdawiyat (ihwal Imam Mahdi), menguatkan spirit penantian dan juga berada pada tataran penyelarasan seluruh ragam pandangan agama-agama dan mazhab-mazhab terkait dengan proses kemunculan dan pengenalan multidimensional kepribadian Ilahi dan insania Sang Penyelamat maka kebutuhan dan keharusan bagi adanya sentral agung seperti masjid Jamkaran tidak dapat dihindari. [IQuest]
[1]. Mirza Husain Thabarsi Nuri, Najm al-Tsâqib, jil. 9, hal. 5.
[2]. Kitab ini merupakan karya dari Syaikh Shaduq Ra.
[3]. Kitab ini merupakan karya dari Mirza Husain Nuri.
[4]. Untuk menelaah proses pembangunan silahkan Anda lihat Najm al-Tsâqib, hal.
92-383 dan site khusus Masjid Suci Jamkaran.
[5]. Ibid, hal. 46