Advanced Search
Hits
14392
Tanggal Dimuat: 2009/09/22
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan wilâyah takwini dan apa kaitannya dengan para Imam Maksum As?
Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan wilâyah takwini dan apa kaitannya dengan para Imam Maksum As?
Jawaban Global

"Wilâyah" bermakna hadirnya sesuatu sebagai ikutan dari sesuatu yang lain tanpa ada jarak di antara keduanya. Keniscayaan ikutan ini adalah kedekatan dan kekerabatan di antara keduanya.

Dengan demikian, terminologi wilâyah ini juga digunakan dengan makna cinta dan persahabatan, pertolongan dan sokongan, pengikut dan pendukung, pemimpin dan pembina.

"Wilâyah takwini" artinya kepemimpinan atas seluruh eksisten di alam semesta dan penguasaan atasnya. Pemilik wilâyah takwini ini, pertama dan secara esensial hanya terbatas pada dzat Allah Swt dan pada urutan kedua dan secara akisdental dimiliki oleh Nabi Saw, para Imam Maksum As dan manusia-manusia sempurna.

Jawaban Detil

 "Wilâyah" merupakan redaksi Arab yang derivatnya dari kata "wali". Pada bahasa Arab, wilâyah ini bermakna hadirnya atau datangnya sesuatu sebagai ikutan atau susulan dari sesuatu yang lain tanpa adanya jarak di antara keduanya. Keniscayaan pengikutan ini adalah kedekatan dan kekerabatan yang terajut di antara keduanya.

Dengan demikian, redaksi ini digunakan dengan bentuk yang beraneka ragam (dengan fatha dan kasra waw) yang bermakna kecintaan dan pertemanan, pertolongan dan sokongan, ikutan dan dukungan, kepemimpinan dan leadership. Makna yang tepat untuk terminologi "wilâyah takwini" adalah makna yang belakangan dari ragam makna wilâyah ini.

"Wilâyah takwini" artinya kepemimpinan atas seluruh eksisten semesta dan penguasaan atasnya. Pada urutan pertama dan secara esensial wilâyah ini terbatas pada Allah Swt. Pada urutan kedua dan secara aksidental pada para nabi, Imam Maksum As dan para insan kamil. Akan tetapi kaidah ini, tetap harus mendapat perhatian dalam bentuk sebuah program metodologis pada kebanyakan tema dalam al-Qur'an seperti kemuliaan (izzah), quwwah (kekuatan), dan syafaat.

Terkait dengan wilâyah kita perhatikan bahwa Allah Swt berfirman, "Dan Allah, Dialah wali." Wali hakiki manusia dan semesta hanyalah Allah Swt." (Qs. Al-Syura [42]:9) Pada saat yang sama dalam hal yang lain, Allah Swt berfirman, "Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri" (Qs. Al-Ahzab [33]:6); atau pada ayat yang lain disebutkan, "Sesungguhnya pemimpinmu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, sedang mereka dalam kondisi rukuk." (Qs. Al-Maidah [5]:54) dimana dalam ayat ini ditetapkan wilâyah bagi Tuhan, Nabi Saw dan Ahlulbait As.

Kita berkata ahwa ayat-ayat ini tidak bermakna bahwa manusia memiliki beberapa wali dan pemimpin dimana salah satu dari mereka atau wilâyah yang paling unggul dari mereka adalah wilâyah Tuhan. Makna ayat ini adalah bahwa dengan memperhatikan pembatasan wilâyah "walllahu huwa al-wali." Adalah bahwa satu-satunya wali hakiki dan sejati hanyalah Tuhan.

Nabi Saw dan Ahlulbait As adalah wali pada urutan kedua dan memiliki wilâyah secara aksidental. Mereka merupakan cermin wilâyah Tuhan. Menyitir redaksi indah al-Qur'an, mereka adalah ayat dan tanda-tanda wilâyah Tuhan.[1]

Terkait dengan pertanyaan kedua bahwa apa kaitannya wilâyah takwni dengan para Imam Maksum As? Sebelum menjawab pertanyaan ini kiranya kita perlu memperhatikan dua poin berikut ini:

  1. Di antara seluruh eksisten di alam semesta ini, manusia memiliki kedudukan dan derajat sedemikian unggul dan tinggi sehingga bahkan para malaikat sekalipun tidak sampai pada kedudukan dan derajat tersebut. Manusia memiliki potensi dan pelbagai kekuatan terpendam di dalamnya dimana apabila ia menemukannya dalam dirinya dan terus ia bina maka ia dapat menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dan sebaik-baik makhluk di pelataran semesta.

  2. Allah Swt, dari satu sisi, membuka jalan bagi seluruh manusia untuk sampai kepada wilâyah-Nya "Sesungguhnya para wali Allah tiada ketakutan pada diri mereka juga tiada kesedihan." Dari sisi lainnya, Allah Swt memperkenalkan para walinya dengan indah.

 

Dengan memperhatikan dua matlab ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa para Imam Maksum As berkat pembinaan dan penggemblengan pelbagai potensi, meraih pengetahuan dan makrifat yang tinggi dan sampai kepada iman dan yakin yang lebih tinggi mereka memasuki wilâyah Ilahi dimana hasil penuh berkahnya adalah ifadah Allah Swt atas wilâyah takwini-Nya kepada orang-orang suci tersebut.

Riwayat hidup para maksum menunjukkan bahwa penghambaan dan pengabdian kepada Tuhan dan hubungan intens dengan Sumber segala keberadaan dalam kehidupan mereka dimana dengan elixir penghambaan Tuhan ini, mereka melakukan pelbagai aktifitas kimiawi dan memberikan detak pada ruh kehidupan dalam kerangka sistem semesta sebagaiman yang disebutkan dalam sebuah hadis "Dengan perantara kalian sehingga langit tidak runtuh ke bumi."[2]

Dinukil dari Imam Mujtaba As yang bersabda: "Barangsiapa yang menyembah Allah Swt maka Allah akan jadikan segala sesuatu menjadi hambanya dan berada di bawah kendalinya."[3]

Dalam hadis qudsi disebutkan bahwa Allah Swt bersabda: "Hambaku taatilah Aku sehingga Aku menjadikanmu seperti-Ku."[4]

"Wahai Bani Adam Aku mahakaya tidak akan miskin. Taatilah atas apa yang Aku perintahkan kepadamu sehingga Aku jadikan engkau kaya tidak akan miskin. Wahai Bani Adam! Aku (maha) hidup tiada akan mati. Taatilah atas apa yang Aku serukan kepadamu sehingga Aku jadikan engkau hidup tiada akan mati.  Wahai Bani Adam! Aku berkata jadilah maka jadilah (kun fayakun) pada sesuatu, taatilah atas apa yang Aku perintahkan kepadamu, sehingga Aku jadikan engkau berkata kepada sesuatu jadilah maka jadilah (kun fayakun)."[5]

Di samping riwayat ini, terdapat banyak riwayat dan hadis yang terkenal, qurb nawafil yang disebutkan dalam kitab Ushul Kafi, dijelaskan secara umum rumusan bagaimana para maksum sampai keapda wilâyah takwini. Berkat wujud mereka seluruh entitas memakan rezekinya, langit tetap tegak dan bumi tetap terhampar.[6]

Kesimpulannya: Para maksum dalam mencari wilâyah takwini Allah Swt mampu mengendalikan seluruh eksiten, entitas dan sistem alam semesta dan seluruhnya berkhidmat kepada mereka sehingga kita tidak mampu menghitung segala mukjizat dan akfitas ektsraordinari mereka. Semua ini merupakan penegas atas realitas yang tidak dapat diingkari ini.[]



[1]. Wilâyat Faqih, Abdullah Jawadi Amuli, hal. 122, 123, dan 129.

[2]. Ziarah Jame'e.

[3]. Tafsir 'Askari, jil. 1, hal. 327.  

[4]. Asrâr al-Shalat, hal. 4 (mukaddimah). Syarh-e Doa Sibah, Khui, jil. 1, hal. 11, mukaddimah musahhih.  

[5]. Bihâr al-Anwâr, jil. 90, hal. 376, bab 24, 'Illah al-Ibtha' fi al-Ijâbah…; Irsyâd al-Qulûb, jil. 1, hal. 75, al-Bab al-Tsâmin 'Asyar, Wishaya wa Hukum Balighah.. Iddat al-Da'i, hal. 310.

[6]. Mafâtih al-Jinân, hal. 85, Dua 'Adilah, hal. 84.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...