Advanced Search
Hits
11315
Tanggal Dimuat: 2012/02/08
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana Imam Hasan Askari As menafsirkan ayat Alhamdulillâh Rabbil Âlamin?
Pertanyaan
Bagaimana Imam Hasan Askari As menafsirkan ayat Alhamdulillâh Rabbil Âlamin?
Jawaban Global

Tafsir Imam Hasan Askari As adalah sebuah tafsir yang disandarkan kepada beliau. Sebagian ulama berpandangan bahwa penyandaran ini tidak bersifat definitif. Dalam kitab tafsir ini, surah-surah al-Fatiha dan al-Baqarah hingga ayat 282 ditafsirkan dalam bentuk riwayat. Tafsir model seperti ini disebut sebagai tafsir ma’tsur dalam terminologi Ulum al-Qur’an (Studi-studi al-Qur’an).

Bagaimanapun, Imam Askari As dalam penafsiran “alhamdulillâhi Rabbil ‘âlamin” menyinggung beberapa masalah misalnya pujian kepada Allah Swt atas segala karunia yang tidak terhingga, pertolongan terhadap makhluk-makhluk, keutamaan dan keunggulan Syiah buah buah dari penerimaan wilayah dan imamah Imam Ali bin Abi Thalib. Imam Askari As bersabda, atas segala karunia dan nikmat ini kita harus bersyukur kepada Allah Swt dan berkata, alhamdulillâhi Rabbil ‘âlamin.”

Jawaban Detil

Tafsir Imam Hasan Askari As adalah sebuah tafsir yang disandarkan kepada beliau. Sebagian ulama berpandangan bahwa penyandaran ini tidak bersifat definitif.[1] Dalam kitab tafsir ini, surah-surah al-Fatiha dan al-Baqarah hingga ayat 282 ditafsirkan dalam bentuk riwayat. Tafsir model seperti ini disebut sebagai tafsir ma’tsur dalam terminologi Ulum al-Qur’an (Studi-studi al-Qur’an).[2]

Bagaimanapun, Imam Askari As dalam penafsiran “alhamdulillahi Rabbil ‘âlamin” adalah sebagai berikut:

Alhamdulillâh” artinya bahwa Allah Swt, yang menganugerahkan sebagian karunia dan nikmat kepada para hamba-Nya, memperkenalkan sebagian nikmat tersebut secara global; karena itu para hamba tidak mampu mengenal seluruh nikmat tersebut secara rinci; karena nikmat-nikmat-Nya lebih dari apa yang dapat dihitung dan dikenal! Dengan demikian Allah Swt berfirman kepada mereka, katakanlah, “alhamdulillâh.”[3]

Sebagai kelanjutannya, Imam Hasan Askari As, dalam menafsirkan dan menjelaskan kalimat Rabbil ‘âlamin, menyinggung beberapa masalah sebagaimana berikut ini:

1.     Tuhan semesta alam, menganugerahkan rezeki kepada seluruh makhluk dan memelihara, menguasai, mengatur mereka berdasarkan kemaslahatan. Allah Swt pada hakikatnya adalah Mahapemurah dan Mahapengasih.[4]

2.     Rezeki seluruh makhluk telah diketahui dan dibagi. Anak-anak Adam, apa pun perbuatan yang mereka ingin lakukan, dengan cara apa pun, bagaimana pun kondisinya, rezeki akan sampai kepadanya. Meski terdapat tirai dan halangan antara anak Adam dan rezekinya; namun rezeki mencari dan menginginkan dirinya, sedemikian sehingga apabila seseorang berhenti mencari rezekinya, maka rezekinya akan mencarinya; sebagaimana kematian mencari dirinya.[5]

3.     Orang-orang Syiah, menyampaikan ucapan syukur atas keutamaan dan keunggulan yang dianugerahkan Allah Swt kepada mereka.[6] Dalam kondisi ini, Allah Swt berfirman kepada Nabi Musa As mencirikan keutamaan dan keunggulan Nabi Muhammad Saw atas nabi-nabi lainnya dan demikian juga umat Muhammad Saw atas umat-umat lainnya dan tatkala menyeru umat Muhammad Saw, Allah Swt berfirman, “Wahai umat Muhammad! Yakinlah, qadha (dan qadar)-Ku atas kalian berlaku demikian bahwa rahmat-Ku mendahului murka-Ku. Maaf-Ku mendahului hukuman-Ku! Karena itu, sebelum engkau menyeru-Ku, Aku telah menerima doa kalian dan sebelum kalian menginginkan sesuatu dari-Ku, Aku telah berikan kepada kalian. Apabila salah seorang dari kalian bersaksi “Lailaha illaLlah wahdahu la syarika lahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu” datang kepada-Ku, sementara ia jujur dalam ucapannya dan mengamalkan apa yang diucapkannya dan memberi kesaksian bahwa Ali bin Abi Thalib As adalah saudara dan washi selepas Muhammad Saw dan wali-nya,[7] mematuhinya sebagaimana mematuhi dan menaati Muhammad, dan memberikan kesaksian bahwa para walinya –orang-orang suci dan terpilih pada masanya – penjelas segala keajaiban tanda-tanda kebenaran dan dalil-dalil hujjah-hujjah Ilahi dan setelah Allah Swt dan Rasul-Nya, para wali Allah, maka Aku akan memasukkanya ke dalam surga-Ku.[8]

4.     Karena itu, Imam Askari As bersabda, atas segala karunia dan nikmat ini kita harus bersyukur kepada Allah Swt dan berkata, alhamdulillahi Rabbil ‘âlamin.”[9] [iQuest]

 



[1]. Untuk telaah lebih jauh tentang pembahasan sanad kitab tafsir ini, silahkan lihat, Husain Alawi Mehr, Âsynâi bâ Târikh Tafsir wa Mufassirân, hal. 189-191, Nasyr Markaz Jahani ‘Ulum-e Islami, Qum, Cetakan Pertama, 1384 H.  

[2]. Silahkan lihat, Sayid Ridha Mua’ddab, Rawesy-hâ Tafsir Qur’ân, hal. 167-169, Nasyr Isyraq, Qum, Cetakan Pertama, 1380 S.  

[3]. Al-Tafsir al-Mansub ila al-Imâm al-Hasan al-‘Askari As, hal. 30, Nasyr Madrasah Imam Mahdi Ajf, Qum, Cetakan Pertama, 1409 H.  

[4]. Ibid.  

[5]. Ibid, hal. 31.  

[6]. Ibid.  

[7]. Kata ganti waliyyihi dalam redaksi kalimat, “man laqini minkum bisyahadati…anna ‘aliyyan bin Abi Thalib akhuhu wa washiyyuhu min ba’dihi wa waliyyuhu” kembali pada man bukan kembali pada Muhammad; karena itu maknanya demikian, “Imam Ali As adalah wali seseorang yang menyaksikan tentang persaudaraan dan ke-washi-an beliau pasca Rasulullah Saw.”

[8]. Ibid, hal. 33.  

[9]. Ibid.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...