Advanced Search
Hits
19931
Tanggal Dimuat: 2011/08/06
Ringkasan Pertanyaan
Siapakah Abu Said Al-Khudri itu? Apakah ia termasuk pecinta Ahlulbait As? Apakah ia menerima imâmah Sayidina Ali As?
Pertanyaan
Kalau memungkinkan dapatkah Anda memberikan informasi ihwal Abu Said Al-Khudri? Apakah ia termasuk pecinta Ahlulbait As? Apakah ia menerima imâmah Sayidina Ali As?
Jawaban Global

Abu Said Al-Khudri merupakan salah seorang penolong dan sahabat Rasulullah Saw. Ia merupakan salah seorang yang gemar mencari keutamaan dan pengetahuan. Ia banyak menukil dan menghafal hadis-hadis dan riwayat-riwayat dari Rasulullah Saw.

Abu Said Al-Khudri berkata, Saya berusia tiga belas tahun ketika perang Khandaq meletus. Ayahku membawaku ke hadapan Rasulullah Saw dan berkata, “Ya Rasulullah! Anak ini adalah putraku, lengannya besar dan tulang-tulangnya kokoh; terimalah ia untuk pergi ke medan laga.” Rasulullah Saw tidak menerimaku karena usiaku belum mencukupi untuk maju ke medan pertempuran. Namun saya turut serta dalam perang Bani Mustaliq pada usia enam belas tahun.”[1]

Abu Said menukil sebuah peristiwa yang di samping meriwayatkan keutamaan Imam Ali As, ia juga mengisahkan maqam spiritualnya. Ia berkata, “Di Mekkah saya pergi berjumpa Rasulullah Saw. Ketika itu seseorang yang jangkung dengan penuh kewibawaan masuk. Di bahunya menggelantung sebuah busur dan membawa sekotak anak panah. Ia berkata, “Ya Muhammad! Dimana gerangan tempat Ali dalam hatimu?” Mendengar pertanyaan ini, Rasulullah Saw menangis dan berkata, “Demi Allah yang memecahkan biji-bijian dan menciptakan seluruh makhluk dan menggelar bumi. Engkau bertanya tentang tuan dan makhluk yang teragung. Ia adalah orang pertama yang berpuasa, menyerahkan zakat dan bersedekah. Ia menunaikan shalat dengan dua kiblat (masa ketika kaum Muslimin menghadap masjid al-Aqsa dan Ka’bah). Ia adalah orang yang dua kali orang berbaiat, dua kali berhijrah. Ia membawa dua panji. Meraih kemenangan pada perang Badar dan Hunain. Ia adalah orang yang tidak pernah bermaksiat kepada Allah Swt dalam sekejapan mata.” Tatkala sabda Nabi Saw berakhir, orang Arab itu menghilang. Rasulullah Saw bersabda, “Apakah engkau mengenal orang yang berbicara denganku tadi?” Aku berkata, “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Rasulullah Saw bersabda, “Demi Allah! Ia adalah Jibril yang bertanya ihwal putra pamanku sehingga menjadi janji dan ikrar bagi kalian.”[2]

Abu Said turut serta dalam dua belas peperangan dari ghazwa yang dipimpin oleh Rasulullah Saw. Demikian juga, pada peperangan pada masa para khalifah, khususnya dalam perang-perang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib As.[3]

Pada peristiwa Harra, yaitu serangan membabi-buta pasukan Yazid ke Madinah. Sekelompok pasukan dari Syam tumpah dan menyerbu rumah Abu Said Al-Khudri dan bertanya, siapa kamu? Abu Said Al-Khudri berkata, “Abu Said Al-Khudri sahabat Rasulullah Saw.” “Kami sering mendengar namamu. Engkau telah melakukan hal yang terbaik dengan duduk berdiam diri di rumah dan tidak berperang melawan kami. Sekarang bawa seluruh apa pun yang engkau miliki ke hadapan kami.” Timpal orang-orang itu. Abu Said Al-Khudri berkata, “Demi Allah! Saya tidak memiliki apa-apa.” Orang-orang Syam itu menghajar dan menyiksanya. Janggutnya dipotong. Kemudian menjarah apa pun yang mereka dapatkan di rumah. [4]

Imam Sajjad As bersabda, “Abu Said Al-Khudri adalah orang yang lurus dan mengayunkan langkah di jalan yang lurus. Namun ketika ajal menjemputnya, ia sekarat selama tiga hari hingga ia dimandikan dan dibawa ke tempatnya shalat. Di tempat itulah kemudian ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.”[5]

Abu Said Al-Khudri meninggal dunia pada tahun 63 atau 64 Hijriah di kota Madinah al-Munawwarah.[6] [IQuest]



[1]. Muhammad Ali Alimi Damagani, Paigambar wa Yârân, jil. 1, hal. 78, 79 dan 80, Intisyarat Bashirati, Muharram 1386 H. Ibnu Atsir, ‘Usd al-Ghâba fî Ma’rifat al-Shahâbah, jil. 5, hal. 142, Riset oleh Ali Muhammad al-Bajawi, Beirut, Dar al-Jail, Cetakan Pertama, 1412 H/1992.

 

[2]. Allamah Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 40, hal. 10, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.

 

[3].  Usd al-Ghâba fî Ma’rifat al-Shahâbah, jil. 5, hal. 142.

 

[4]. Ibid.

 

[5]. Paigambar wa Yârân, jil. 1, hal. 79.

 

[6].  Usd al-Ghâba fî Ma’rifat al-Shahâbah, jil. 5, hal. 142.

 

Jawaban Detil
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...