Advanced Search
Hits
12322
Tanggal Dimuat: 2009/05/27
Ringkasan Pertanyaan
Sekiranya Aisyah adalah Ummul Mukminin dan al-Quran menyatakan kesuciannya lantas mengapa ia mengangkat senjata berperang melawan Imam Ali As dalam perang Jamal?
Pertanyaan
Sekiranya Aisyah adalah Ummul Mukminin dan al-Quran menyatakan kesuciannya lantas mengapa ia mengangkat senjata berperang melawan Imam Ali As dalam perang Jamal? Apakah Imam Ali yang melakukan kesalahan atau Tuhan?
Jawaban Global

Apabila yang Anda maksud kesucian dalam pertanyaan sebagai kesucian mutlak dan multi dimensional seperti kandungan ayat tathir maka sejatinya ayat tathir hanya mencakup Rasulullah Saw, Imam Ali As, Fatimah Sa, Imam Hasan As dan Imam Husain As dan tidak menyangkut para istri Nabi Saw. Namun apabila yang dimaksud kesucian adalah kesucian dari segala tuduhan yang bertentangan dengan iffah (kisah ifq) maka kesucian di sini tidaklah bermakna tidak adanya kesalahan dalam aktivitas politik dan sosial mereka. Sebaliknya, Al-Quran mencela sebagian istri nabi karena penentangan mereka terhadap Nabi Saw dan karena tindakan mereka membuka rahasia-rahasia Rasulullah Saw.

Jawaban Detil

Dalam menjawab pertanyaan ini kiranya perlu dijelaskan beberapa poin penting sebagaimana berikut:

  1. Makna Ummul Mukminin para istri Rasulullah Saw:

Pada ayat 6 surah al-Ahzab (33), Allah Swt berfirman kepada orang-orang beriman, “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” Ayat ini berada pada tataran menjelaskan hukum keharaman menikahi istri-istri nabi lantaran pada ayat lainnnya Allah Swt berfirman, “Dan kamu tidak boleh menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.” (Qs. Al-Ahzab [33]:53) Ayat ini tidak lagi memiliki konotasi yang lain dan tidak mengandung petunjuk lebih dari sekedar keharaman menikahi istri-istri Nabi Saw.[1]

 

  1. Deklarasi kesucian para istri Nabi Saw dalam al-Quran:

Apabila yang Anda maksud kesucian dalam pertanyaan sebagai kesucian mutlak dan multi dimensional sebagaimana kandungan ayat tathir; maka harus kami katakan bahwa ayat tathir hanya berkaitan dengan Rasulullah Saw, Imam Ali As, Fatimah Sa, Imam Hasan As dan Imam Husain As dan tidak mencakup istri-istri Nabi Saw.

 

Untuk telaah lebih jauh dalam hal ini kami persilahkan Anda untuk merujuk pada indeks terkait, Ayat Tathir, Pertanyaan 1504 (Site: 1557).

Namun bukti-bukti al-Quran terhadap kesucian para istri Nabi Saw dari segala macam tuduhan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan iffah (dalam kisah ifq) yang terjadi dalam salah satu perang dan ghazawat Rasulullah Saw dimana salah seorang istri beliau (Aisyah sesuai dengan sebagian riwayat Ahlusunnah dan sebagian lainnya menyebut Maria Qibthia)[2] juga ikut serta bersama dalam rombongan beliau.

Karena beberapa alasan tertentu, istri beliau tertinggal dari rombongan tatkala beliau bertolak pulang. Orang-orang munafik Madinah tatkala mendengar hal ini, untuk menyerang pribadi Rasulullah Saw, melontarkan tuduhan perbuatan serong kepada istri Rasulullah Saw tersebut. Allah Swt menampik tuduhan ini untuk membela Rasulullah Saw dan menandaskan kesucian istri Rasulullah Saw dari tuduhan keji seperti ini.[3]

Pada ayat ini ditegaskan tentang kesucian istri (yang ketinggalan dalam rombongan tersebtu) dan istri-istri Rasulullah Saw yang lainnya. Penegasan al-Quran tidak hanya membela kesucian dan kekudusan para istri Rasulullah Saw melainkan juga membela kehormatan Rasulullah Saw dan kenabian; karena tuduhan keji seperti ini berpotensi besar menciderai risalah yang dibawa Rasulullah Saw.

Hanya saja pengakuan ayat ini tidak bermakna kemaksuman para istri Nabi Saw dari segala jenis kesalahan, kekeliruan dan kealpaan (sebagaimana kemaksuman para Imam Maksum As); karena al-Quran, pada ayat lainnya,  meminta kepada dua istri Rasulullah Saw yang melakukan kesalahan dan membocorkan sebagian rahasia beliau untuk bertaubat dan menyatakan, “Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka (hal itu lebih baik bagimu; karena) hatimu betul-betul telah menyimpang (dari kebenaran). Tetapi jika kamu berdua bantu-membantu untuk menyusahkan nabi, maka sesungguhnya Allah, Jibril, dan orang-orang mukmin yang saleh adalah pelindungnya; dan lebih dari itu para malaikat adalah penolongnya pula.  Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan-nya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda, dan yang perawan.” (Qs. Al-Tahrim [66]:4-5)

Sesuai dengan seluruh tafsir Syiah dan Sunni menyatakan bahwa kedua perempuan ini (yang membocorkan rahasia dan yang mendengarkan bocoran itu) adalah Hafsah dan Aisyah.[4]

Pada ayat-ayat ini secara jelas berbicara tentang penentangan dua wanita ini terhadap keinginan Rasulullah Saw dan ancaman talak Allah Swt bagi keduanya. Nah dengan melakukan kesalahan fatal menentang Rasulullah Saw pada masa hidupnya saja terjadi, apa tidak mungkin mereka (para istri Rasulullah Saw) tidak melakukan kesalahan-kesalahan pasca wafatnya Rasulullah Saw? Apakah penentangan mereka ini  terhadap imamah dan wilayah tidak lebih aneh dari penentangan mereka terhadap masalah kenabian? Sementara seluruh mazhab Islam meyakini bahwa setelah terbunuhnya Usman khalifah selanjutnya adalah Imam Ali As dan ketaatan bagi seluruh umat Muslim kepada Amirul Mukminin dan Khalifah Rasulullah adalah wajib bagi setiap Muslim.

Karena itu tentu saja keluar (mengangkat senjata) melawan Imam Ali As bermakna keluar melawan Rasulullah Saw. Di samping itu, dalam al-Quran para istri Rasulullah Sa diminta untuk berdiam di rumah dan bertakwa.[5] Apakah keluar (khuruj) dan ikut serta dalam sebuah perang terbuka melawan pemimpin kaum Muslim berada sejalan atau bertentangan dengan ayat ini? [iQuest]

 

Untuk telaah lebih jauh Anda dapat merujuk pada Sebab-sebab Meletusnya Perang Jamal, Pertanyaan No. 5277 (Site: id5506)

 

 


[1]. Kebanyakan kitab tafsir Ahlusunnah menegaskan bahwa yang dimaksud sebagai ummul mukminin bagi para istri Rasulullah Saw adalah adanya keharaman menikah dengan mereka dan perlunya menghormati mereka. Silahkan lihat, Ahmad bin Ali Jassash, Ahkâm al-Qur’ân, jil. 5, hal. 225, Dar al-Ihya, Beirut, 1405 H; Abdullah bin Umar Baidhawi, Anwâr al-Tanzil wa Asrâr al-Ta’wil, jil. 4, hal. 225, Dar al-Ihya al-Turats, Beirut, 1405 H; Abu Hayyan Andalusi, al-Bahr al-Muhith fi al-Tafsir, jil. 8, hal. 454, Dar al-Fikr, Beirut, 1404 H.

[2]. Tafsir Qummi, jil. 2, hal. 99.

[3]. “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagimu, bahkan berita itu adalah baik bagimu. Tiap-tiap orang dari mereka memiliki saham dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar.” (Qs. Al-Nur [24]:11)

[4]. Muhammad Husain Thabathabai, Terjemahan Persia al-Mizan, jil. 19, hal. 555, Jamiah Mudarrisin Hauzah Ilmiyah Qum, Qum, 1374 S; Fath al-Qadir, jil. 5, hal. 298; Anwar al-Tanzil, jil. 5, hal. 224; al-Bahr al-Muhith fi al-Tafsir, jil. 10, hal. 210.

[5].  “Dan hendaklah kamu menetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan rasul-Nya.”

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...