Advanced Search
Hits
10221
Tanggal Dimuat: 2012/04/11
Ringkasan Pertanyaan
Apakah di alam arwah terdapat waktu dan zaman?
Pertanyaan
Waktu dan zaman adalah konsep rasional yang terabstraksi dari sifat entitas-entitas materi sebagaimana konsep tentang kekekalan yang terabstraksi dari karakter entitas-entitas nonmateri. Dalam konteks ini, ruh adalah salah satu dari entitas nonmateri dan di alam nonmateri tidak terdapat waktu dan zaman, karena zaman adalah salah satu sifat dan karakter alam materi. Namun, sebagaimana kata “zaman” yang digunakan untuk suatu “ruang” di alam materi maka kata “dahr” digunakan untuk suatu “wadah” di alam nonmateri.
Jawaban Global

Waktu dan zaman adalah konsep rasional yang terabstraksi dari sifat entitas-entitas materi sebagaimana konsep tentang kekekalan yang terabstraksi dari karakter entitas-entitas nonmateri. Dalam konteks ini, ruh adalah salah satu dari entitas nonmateri dan di alam nonmateri tidak terdapat waktu dan zaman, karena zaman adalah salah satu sifat dan karakter alam materi. Namun, sebagaimana kata “zaman” yang digunakan untuk suatu “ruang” di alam materi maka kata “dahr” digunakan untuk suatu “wadah” di alam nonmateri.

Jawaban Detil

Boleh dikatakan bahwa seluruh filosof Islam sepakat tentang definisi zaman yakni sejenis besaran dan kuantitas bersambung yang bersifat berlalu (temporal) dan tidak konstan (menetap) yang teraksiden terhadap benda-benda dan entitas-entitas materi dengan perantaraan gerak. [1]

Filosof semisal Mulla Sadra menerima secara global dua karakter zaman yang disebutkan oleh para filosof terdahulu, antara lain:

  1. Zaman adalah suatu perkara yang tidak menerima pembagian dan merupakan suatu kuantitas.
  2. Zaman tidak terlepas hubungannya dengan gerak.

 

Dengan demikian, Mulla Sadra menolak dua kekhususan lain yang dijabarkan oleh filosof sebelumnya:

  1. Filosof sebelumnya memandang zaman dan gerak merupakan aksiden-aksiden eksternal, sementara dia beranggapan kedua perkara itu adalah aksiden-aksiden analitik alam materi yang satu sama lain hanya dapat dipisahkan di alam pikiran.
  2. Filosof lain beranggapan bahwa gerak hadir bersama dengan zaman dan ditempatkan dalam kategori aksiden terkhusus gerak rotasi planet yang merupakan sumber gerak benda-benda dan dengan perantaraan ini mereka memperkenalkan zaman itu sebagai manifestasi wujud benda-benda. Dengan demikian, hakikat zaman menurut pendangan Mulla Sadra adalah dimensi dan batasan temporal serta tidak konstan yang dimiliki oleh setiap benda di samping batasan konstan seperti panjang, lebar, tinggi, dan volume.

 

Menurut Mulla Sadra, zaman merupakan konsep akal yang terabstraksi dari sifat hakiki benda-benda di alam materi sebagaimana konsep tentang kekekalan dan keabadian yang terabstraksi dari karakter hakiki realitas-realitas di alam nonmateri.[2] Di dalam istilah filsafat, redaksi kata “dahr” digunakan untuk ukuran waktu di alam nonmateri, sebagaimana kata “zaman” itu sendiri yang digunakan ukuran waktu di alam materi dan kata “sarmadi” untuk wujud Tuhan.[3]

Perlu diketahui bahwa, pertama: awal-akhir-zaman adalah untuk perkara-perkara-zaman dan realitas-realitas yang berada di luar zaman tidak terukur dengan besaran dan periode zaman, dengan demikian, masa lampau, masa kini, dan masa mendatang adalah sama bagi realitas-realitas ini dan fenomena-fenomena yang terikat dengan zaman hadir di hadapannya.[4]

Kedua, ruang, zaman, perubahan, dan gerak merupakan kelemahan dan batasan yang dimiliki oleh realitas-realitas di alam materi, sementara di alam nonmateri atau alam kesempurnaan tidak memiliki batasan dan kelemahan ini, karena para filosof secara global membagi tiga alam:

  1. Alam akal, alam ini tidak terikat dengan materi dan sifat-sifatnya dari aspek zat dan perbuatannya.
  2. Alam mitsal (barzakh), alam ini adalah alam nonmateri, namun memiliki sebagian sifat-sifat materi seperti bentuk, dimensi, posisi, dan semacamnya.
  3. Alam materi dan alam natural.[5]

 

Berdasarkan pembagian ini, realitas-realitas yang berada di alam materi memiliki kebergantungan dan keterikatan dengan sifat-sifat materi itu sendiri seperti ruang (tempat), zaman, gerak, dan perubahan. Hal ini berbeda dengan dua alam lainnya yang lebih tingggi dari alam materi, alam akal (rasional) dan alam mitsal (imaginal). Dengan demikian, di alam arwah yakni alam nonmateri (alam rasional dan alam imaginal) tidak memiliki zaman, namun memiliki “dahr” yang diposisikan sama seperti besaran zaman di alam materi.

Tidak ada keraguan berkaitan dengan kenonmaterian ruh[6] dan argumen-argumen yang menegaskan tentangnya telah dijelaskan.[7] Pada kesempatan ini, ada baiknya salah satu argumen tersebut dijelaskan: Setiap manusia memiliki dua bentuk yang terpersepsi dan terindera, partikularitas dan universalitas. Partikularitas dicerap melalui lima indera lahiriah (penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa) dan obyek-obyek yang dicerap itu berada di luar badan manusia. Jenis lain dari yang diindera oleh manusia adalah bersifat universal yang berada di alam pikiran manusia, yakni di akal dan ruh manusia, seperti aspek-aspek universal dari pengetahuan dan aksioma-aksioma pertama seperti setiap keseluruhan lebih besar dari bagiannya. Perlu ditekankan bahwa pikiran, akal, dan memori merupakan dimensi-dimensi jiwa dan ruh manusia. Jiwa dan ruh manusia “wadah” bagi realitas-realitas universal, aksioma-aksioma pertama, dan kaidah-kaidah pengetahuan.

Realitas-realitas universal ini tidak berwujud secara ekstenal di alam materi, namun hadir pada jiwa dan ruh manusia. Oleh karena itu, “wadah” dari realitas-realitas itu tidak mungkin bersifat materi, karena antara “wadah” dan “yang terwadahi” harus memiliki kesesuaian. “Yang terwadahi” itu yakni realitas-realitas universal adalah bersifat nonmateri, karena itu “wadah”-nya yakni jiwa dan ruh manusia pun bersifat nonmateri.[8] Nasiruddin Thusi dengan ungkapan yang sederhana menegaskan tentang kenonmaterian jiwa dan ruh, “Jiwa dan ruh adalah substansi nonmateri, karena realitas-realitas universal juga bersifat nonmateri.”[9]

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah dengan menegaskan tentang kenonmaterian jiwa, ketinggian alam-alam nonmateri, zaman yang merupakan sifat alam materi, alam materi merupakan alam terendah, maka menjadi jelaslah bahwa zaman yang memiliki fungsi dan sifat hakiki di alam materi tidak memiliki pengaruh di alam ruh (arwah) karena alam ini bersifat nonmateri yang terlepas dari sifat-sifat kematerian. [iQuest]

 

 

 

 

 


[1]. Gerak didefinisikan secara sederhana sebagai suatu perubahan bertahap. Definisi lain dari gerak adalah berubahnya sesuatu secara bertahap dari alam potensial ke alam aktual. Muhammad Taqi Misbah Yazdi, Amuzyesy-e Falsafeh (Daras Filsafat Islam), hal. 266, Penerbit Sazeman Tablighat, Cetakan Kedua, Teheran, 1366 S. Muhammad Taqi Misbah  Yazdi, Âmuszesy-e Falsafeh, jil.  2, hal. 148.

[2]. Ibid, hal. 149.

[3]. Kedua istilah ini terkadang digunakan berlawanan dengan kategori ‘waktu’ dan bermakna ‘hubungan’. Oleh karena itu dikatakan ‘hubungan’ kekekalan dengan perubahan adalah ‘dahr’.

[4]. Ibid, hal. 149.

[5]. Asytiyani, Mirza Ahmad, Taraiful Hikam, jil.  1, hal. 22. Penerbit Kitabkhobeh Shaduq, cetakan ketiga, Tehran, 1362 Miladi Persia.

[6]. Makna ayat al-Quran adalah ruh tertiup yag berada pada manusia diperkenalkan bersumber dari alam malakut dan disandarkan langsung kepada Tuhan. Hal ini menampakkan bahwa ruh berada lebih tinggi dari alam materi, dan zaman yang merupakan salah satu karakter alam materi tidak sesuai dengan alam arwah. Silahkan lihat al-Qur’an, surah al-Mukminun: 12-14, Qs. Sajadah: 7-9. Muhammad Hadi Ma’rifat, Ulum-e Quran, jil.  1, hal. 27-31. Penerbit Attamhid, Qum, 1378 S.

[7]. Sebagai contoh Allamah Hasan Zadeh Amuli mengungkapkan lebih dari tujuh puluh argumen tentang kenonmaterian ruh. Lihatlah: Hasan, Hasan Zadeh Amuli, catatan kaki kitab Kasyf al-Murâd, al-maqshad ats-tsani, hal. 278, Muassasah Nasyr Islami, 1417 H.

[8]. Sayyid Abul Qashim Husaini Jabli, hal. 84. Penerbit Jami’a al-Mudarrisin, Qum, 1387 S.

[9] Allamah Hilli, Syarh Tajrid al-‘Itiqâd, al-Qism al-tsani, al-Maqshad al-Khamis, hal. 185.

 

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah kita dapat belajar ilmu dan pengetahuan dari guru mana pun?
    11498 Dirayah al-Hadits 2010/10/07
    Manusia hendaknya senantiasa tunduk dan patuh di hadapan kebenaran. Dan apabila kebenaran dan kelurusan ucapan dan penalaran telah terbukti baginya, tanpa memperhatikan siapa yang mengucapkan, maka kebenaran itu harus diterima. Tentu dengan memperhatikan pelbagai kriteria akal dan agama.   Namun jelas bahwa mempelajari ilmu akan lebih ...
  • Tolong sebutkan amalan-amalan dan doa-doa yang harus dikerjakan pada malam-malam dekat pernikahan?
    14375 دستور العمل ها 2013/12/16
    Dianjurkan pada waktu akad nikah membaca khutbah Imam Ridha As yang mengandung makna yang sangat menyeluruh ini supaya beroleh keberkahan dari khutbah tersebut. Teks khutbah Imam Ridha As itu adalah sebagai berikut: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی حَمِدَ فِی الْکِتَابِ نَفْسَهُ وَ افْتَتَحَ بِالْحَمْدِ ...
  • Apakah pengumuman awal bulan merupakan tugas marja taklid atau wali fakih?
    6974 Hukum dan Yurisprudensi 2011/08/10
    Kefakihan (faqâha) bermakna kapabilitas dalam melakukan inferensi hukum primer syariat dari sumber-sumbernya dan teks-teks agama. Kefakihan merupakan urusan bersama (common) yang dibutuhkan oleh institusi marjaiyyah, peradilan dan wali fakih. Kefakihan pada tiga pos yang berbeda ini memiliki makna yang satu. Salah ...
  • Apa hukumnya membaca formula akad nikah mut’ah melalui internet?
    11070 Khutbah Nikah 2013/02/14
    Dalam membaca formula akad nikah tidak terdapat perbedaan antara nikah mut’ah (temporal) dan nikah daim (permanen) karena itu keduanya mirip satu sama lain. Apabila yang dimaksud adalah membaca formula akad melalui internet adalah (semata-mata) mengetik formula akad, maka hal ini tidak dibolehkan menurut seluruh marja agung taklid.
  • Apakah ucapan ini "Kalau niatnya tulus maka kita tidak lagi memerlukan sebab-sebab lainnya seperti doa dan ziarah, karena niat tersebut sudah mencukupi" benar adanya?
    12123 Akhlak Praktis 2009/08/13
    Ucapan ini merupakan salah satu bisikan setan untuk menjauhkan manusia dari memanjatkan doa,  melakukan ziarah dan pelbagai aktifitas keagamaan lainnya. Karena berdoa dan bertawassul kepada para Imam Maksum As melakukan perintah langsung Allah Swt kepada manusia, menjadi sebab bersihnya hati dan mampu meneladani metode dan ...
  • Apa saja yang membatalkan salat?
    12996 Hukum dan Yurisprudensi 2012/02/14
    Terdapat dua belas hal yang membatalkan salat yang disebut sebagai mubthilât al-shalât (hal-hal yang membatalkan salat): 1.             Hilangnya salah satu syarat salat. 2.             Keluarnya sesuatu di antara salat yang membatalkan wudhu dan mandi.
  • Bagaimanakah pandangan Rasulullah Saw terkait dengan adab memberikan hadiah kepada orang lain?
    13828 Akhlak Praktis 2012/04/10
    Memberikan hadiah dan menerima hadiah merupakan salah satu sunnah dan sirah amaliah Rasulullah Saw. Namun sesuai dengan riwayat yang dikutip dari Rasulullah Saw, perbuatan ini tidak boleh disertai dengan kesusahan bagi diri sendiri dan orang lain; karena tujuan dari perbuatan ini adalah menciptakan kecintaan dan keharmonisan, apabila ...
  • Mengapa Imam Husain As Melemparkan Darahnya ke Langit?
    21000 Sejarah Para Pembesar 2011/01/13
    Dokumen sejarah mewartakan bahwa Imam Husain As melemparkan segenggam darahnya dan segenggam darah Ali Ashgar ke langit pada hari Asyura. Terkait dengan falsafah dan hikmah perbuatan ini dapat dikatakan bahwa Imam Husain As ingin menyampaikan pesan perjuangan dan kebangkitannya kepada seluruh ...
  • Kontradiksi pada ayat-ayat al-Qur’an surah al-Hadid (57) ayat 21 dan surah Ali Imran (3) ayat 133 tentang langit bagaimana dapat diselesaikan?
    22974 Tafsir 2012/01/07
    Masalah yang menyebabkan Anda beranggapan bahwa kedua ayat ini saling kontradiksi adalah bertitik tolak dari terjemahan redaksi kalimat, “al-sama” dengan arti “satu langit” sementara makna hakiki “al-sama” itu bukanlah “satu langit” dan bahkan dalam terjemahan Indonesia, juga tidak terdapat perbedaan dan kontradiksi antara “langit” dan “langit-langit.” Misalnya kita ...
  • Apa yang menjadi latar belakang penolakan kaum teolog atas doktrin wahdat al-wujud?
    13187 Irfan Teoritis 2009/07/22
    Wahdat al-wujud adalah gagasan yang paling fundamental dalam ranah irfan. Dalam pandangan dunia irfan seperti dalam mazhab Ibnu Arabi, wahdat al-wujud adalah doktrin yang paling mendasar. Doktrin ini mengatakan bahwa wujud hakiki, hakikat ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    264711 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    248198 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    231484 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    217550 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    177709 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    172681 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    169655 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    160104 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    143246 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    135506 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...