Advanced Search
Hits
17296
Tanggal Dimuat: 2010/03/06
Ringkasan Pertanyaan
Salam. Doa amman yujib al-mudhtthar disebutkan pada surah dan ayat berapa dalam al-Quran?
Pertanyaan
Salam. Doa amman yujib al-mudhtthar disebutkan pada surah dan ayat berapa dalam al-Quran? Saya ingin sekali mempelajari ayat tersebut.
Jawaban Global

Redaksi ayat, “amman yujibu al-mudhthar idza da’ahu wa yaksyif al-su” dalam al-Quran disebutkan pada surah al-Naml ayat 62 yang menyebutkan, “Ataukah Dzat yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, yang menghilangkan kesusahan.”

Meski Allah Swt menjawab seluruh doa – kapan saja syarat-syaratnya terpenuhi – namun ayat ini bersandar pada redaksi “mudhthar” karena salah satu syarat terkabulkannya doa adalah manusia menarik pandangannya dari alam sebab-akibat dan mencurahkan seluruh hatinya kepada Allah Swt, ia harus memandang bahwa segala sesuatu bersumber dari-Nya dan melihat solusi atas segala persoalan yang dihadapi berada di tangannya. Kondisi seperti ini dapat diperoleh ketika manusia berada dalam kondisi kesulitan (mudhthar). Kendati kondisi seperti ini boleh jadi diperoleh seseorang tidak dalam kondisi kesulitan, namun orang-orang secara umum tidak dalam kondisi sedemikian. Benar bahwa apabila manusia sampai pada tingkatan ini maka ia telah menyiapkan syarat terpenting bagi terkabulkannya doa.

Jawaban Detil

Redaksi ayat, “amman yujibu al-mudhthar idza da’ahu wa yaksyif al-su” dalam al-Quran disebutkan pada surah al-Naml ayat 62 yang menyebutkan, “Ataukah Dzat yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, yang menghilangkan kesusahan.”

Penjelasan ayat dinukil dari Imam Shadiq As dan Imam Baqir As sehubungan dengan penafsiran ayat ini, “Tuhan yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya; artinya seseorang yang terjerat kesulitan dan persoalan berlindung kepada Allah Swt dan menghilangkan apa yang membuat manusia bersedih.”[1]

Meski Allah Swt menjawab seluruh doa – kapan saja syarat-syaratnya terpenuhi – namun ayat ini bersandar pada redaksi “mudhthar” karena salah satu syarat terkabulkannya doa adalah tatkala manusia menarik pandangannya dari alam sebab-akibat dan mencurahkan seluruh hatinya kepada Allah Swt, ia harus memandang bahwa segala sesuatu bersumber dari-Nya dan melihat solusi atas segala persoalan yang dihadapi berada di tangannya. Kondisi seperti ini dapat diperoleh ketika manusia berada dalam kondisi kesulitan (mudhthar). Kendati hal seperti ini boleh jadi diperoleh seseorang tidak dalam kondisi kesulitan, namun orang-orang secara umum tidak dalam kondisi sedemikian.

Benar bahwa alam yang kita huni adalah alam sebab-akibat. Seorang Mukmin harus tetap berusaha dan bekerja keras dalam hal ini namun ia tidak boleh tersesat pada alam sebab-akibat, seluruhnya ia lihat sebagai buah anugerah Allah Swt dan di balik hijab sebab-akibat ia melihat penyebab seluruh sebab (musabbib al-asbab) dan menginginkan segala sesuatu dari-Nya. Benar bahwa apabila manusia sampai pada tingkatan ini maka ia telah menyiapkan syarat terpenting bagi terkabulkannya doa. Menariknya bahwa pada sebagian riwayat, ayat ini ditafsirkan sebagai momentum kebangkitan Imam Mahdi Ajf.

Dalam sebuah riwayat dari Imam Baqir As kita membaca beliau bersabda, “Demi Allah! Seolah saya melihat Imam Mahdi As yang memegang hajar al-aswad dan menyeru Allah Swt dengan benar.” Kemudian Imam Baqir As mengimbuhkan, “Demi Allah! Mudhthar yang dimaksud pada ayat “amman yujibu al-mudhthar” adalah dia (Imam Mahdi As).”

Hadis lainnya dari Imam Shadiq As disebutkan, “Ayat ini diturunkan berkaitan dengan Mahdi dari Alu Muhammad (Keluarga Muhammad). Demi Allah! Yang dimaksud sebagai al-mudhthar (pada ayat) adalah dia. Tatkala ia menunaikan salat di makam Ibrahim dan menengadahkan kedua tangan di haribaan Allah Swt maka Allah Swt akan mengabulkan doanya, menghilangkan segala gundah, dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi.”[2]

Namun jelas bahwa maksud dari penafsiran ini, tidak membatasi makna ayat hanya pada sosok suci Imam Mahdi As, lantaran  ayat memiliki makna yang luas dan salah satu obyek nyata ayat ini adalah sosok Mahdi As. Pada masa itu keburukan dan kejahatan terjadi di mana-mana, seluruh pintu tertutup, belati telah sampai tulang, umat manusia mengalami kebuntuan, kondisi idhthirar (amat sulit) terjadi di mana-mana, dalam kondisi seperti itu pada satu titik tersuci di muka bumi mengangkat tangan berdoa dan memohon supaya menghilangkan kesulitan yang dihadapi lalu Allah Swt menjadikan doa ini sebagai titik awal revolusi suci dunia dan menjadi obyek ayat, “wa yaj’alukum khulafa al-ardh[3] menjadikannya dan para sahabatnya sebagai khalifah di muka bumi.[4]

Akhir kata kiranya kami memandang perlu menyebutkan satu poin bahwa meski banyak ulama besar kita berkata, “Ada baiknya manusia tatkala berhadapan dengan pelbagai kesulitan dan persoalan ia membaca ayat ini.  Meski bahwa ayat ini dipandang oleh masyarakat umum sebagai doa, namun dengan ketelitian yang mendalam, membimbing kita pada sebuah titik bahwa ayat ini tidak memiliki genre dan konteks doa lantaran para imam kita tatkala mereka menginginkan membaca doa dari ayat ini mereka membaca, “Ya man yujibu al-mudhthar idza da’ahu wa yaksyif al-su arhimni waksyif ma bi min ghammi wa karbin wa waj’in wa dai.” (Wahai Dia yang menjawab doa orang-orang yang didera kesulitan. Hilangkanlah kesulitan (yang kami hadapi) dan kasihilah daku dan hilangkan segala gundah, duka, luka dan penderitaan dariku.”[5] [iQuest]

 

 


[1]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 68, hal. 118, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.  

[2]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 51, hal. 48.  

[3]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 15, hal. 520-522, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Pertama, Teheran, 1374 S.  

[4]. Haji Mirza Jawad Agha Tabrizi, al-Muraqabât, hal. 261.  

[5]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 92, hal. 103.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...