Advanced Search
Hits
28199
Tanggal Dimuat: 2009/09/22
Ringkasan Pertanyaan
Untuk tujuan apa Tuhan menciptakan manusia?
Pertanyaan
Untuk tujuan apa Tuhan menciptakan manusia?
Jawaban Global

Tuhan adalah Dzat yang Maha Sempurna Mutlak. Sama sekali suci dari semua kekurangan dan kecacatan. Ia Maha Kaya dan Sumber dari semua Wujud di alam semesta ini. Ia tak Membutuhkan apapun selainnya, makhluk-makhluk-Nyalah yang butuh dan berhajat kepada-Nya. Di sisi lain, dalam kesempurnaan-Nya Allah adalah Dzat yang Maha Bijaksana dan penuh Hikmah yang mana memustahilkan bagi-Nya untuk melakukan sesuatu yang sia-sia dan tanpa makna.

Atas KemahaPenciptaan dan Rahmah-Nya pula Ia menciptakan manusia. Makhluk yang paling istimewa di antara makhluk-makhluk lainnya. Manusia berbeda dengan benda mati, tumbuhan, juga binatang. Manusia tak dilahirkan hanya sekedar untuk hidup, berkembang-biak dan memuaskan semua insting hewaniahnya semata. Ya, manusia mempunyai keistimewaan yang membedakannya dari sekalian makhluk lainnya, yaitu akal. Inilah yang membedakannya dengan hewan dan lainnya. Manusia mempunyai tujuan penciptaan yang lebih tinggi dari sekedar tumbuhan dan hewan yang hanya hidup untuk memenuhi naluri dan instingnya itu. Akan tetapi tujuan seperti apakah itu? Untuk apa Allah menciptakan manusia yang berbeda dengan makhluk lainnya dan mengapa?

Dewasa ini kita melihat bahwa manusia mulai kehilangan jati-dirinya. Mereka sama sekali tidak memahami tujuan dan asal-muasal dirinya. Tenggelam dalam kehidupan mereka sendiri. Mereka mengira bahwa kehidupan ini tak lebih dari sebuah lelucon yang diapit dua kekosongan. Mereka mengira akhir perjalanannya adalah kehancuran dan kegelapan total yang tanpa makna. Inikah tujuan Tuhan menciptakan mereka? Untuk menenggelamkan mereka dalam penjara kebimbangan dan kecemasan yang menyiksa ini? Sungguh, Maha Suci Allah dari semua yang mereka persangkakan.

 

Jawaban Detil

Masalah tujuan penciptaan ini adalah tema yang telah ditetapkan pada bidangnya sendiri. Yaitu bahwa pada masing-masing dari nama dan sifat Ilahi, baik yang terkait dengan Dzat dan sesuai dengan tuntutan simplisitas Wujud Wajib, nama-nama dan sifat-sifat tersebut adalah Dzat-Nya itu sendiri, seperti sifat ilmu, qudrah, qayyumiyah, malikiyah, hakimiyah Tuhan, baik yang terkait dengan perbuatan (fi'il) maupun yang lebih dikenal sifat perbuatan misalnya rububiyah, raziqiyah, khaliqiyah, iradah, rahmat Tuhan, keindahan merupakan sifat-sifat tsubutiyah (tetap). Melalui perantara sifat-sifat inilah, Tuhan melontarkan emanasi-Nya. Dan di antara sifat-sifat ini terdapat kepenciptaan-Nya meniscayakan adanya proses mencipta dan mengkreasi, "Kullu yaumin huwa fii sya'n." (Qs. Al-Rahman [55]:29). Atau secara sederhana dikatakan bahwa KeMahapenciptaan Tuhan menuntut-Nya untuk selalu mencipta. Kemenciptaan-Nya ini adalah karena Dzat-Nya sendiri. Bukan karena sebab yang lain.

Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa Tuhan adalah Dzat yang Maha Bijaksana dan bahwa mutahil sosok bijak dan berilmu melakukan perbuatan sia-sia dan tanpa guna. Oleh karena itulah sistem penciptan Tuhan adalah sistem yang mustahil tanpa tujuan. Dan bahwa dalam sistem penciptaan ini tidak terdapat ketakberaturan dan kesemrawutan. Atom-atom semesta pun bertutur kata:

Tiada dalam sebuah lingkaran satu titik yang bertolak belakang lebih kurangnya

Aku melihat perkara ini dengan penuh penerimaan

Ya, sesuai dengan ayat-ayat al-Qur'an, Sang Pencipta tidak menciptakan seluruh entitas dan eksisten, segala sesuatu dan fenomena untuk kesia-siaaan juga bukan untuk bermain-main. Melainkan poros dan asas penciptaan-Nya adalah berpijak pada tujuan penting, bahkan benda sekecil apa pun. Oleh karena itu disebutkan bahwa, sebab tujuan dan tujuan pamungkas penciptaan semesta dan munculnya seluruh entitas dan eksisten ini adalah untuk manusia itu sendiri. Dengan kata lain, Allah Swt menciptakan alam semesta untuk menciptakan manusia, bukan untuk diri-Nya sendiri karena mustahil ia membutuhkan makhluk-Nya. Ini karena manusia adalah sebaik-baik makhluk sebagaimana Allah Swt adalah sebaik-baik Pencipta (ahsan al-khaliqin) Dalam hadis Qudsi disebutkan bahwa: "Wahai Bani Adam! Aku menciptakan segala sesuatu untukmu dan engkau untuk-Ku."[1]

Karena itulah dikatakan bahwa: Tujuan penciptaan manusia apapun itu, hasilnya adalah untuk manusia itu sendiri dan bukan untuk Tuhan yang Mahakaya secara mutlak. Yang mana seluruh wujud kontingen termasuk manusia berhajat dan butuh kepada-Nya. "Wahai manusia! Kamu sekalian yang memerlukan kepada Allah; dan hanya Allah-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Qs. Al-Fatir [35]:15); atau pada ayat lainnya, "Dan Musa berkata (Bani Isra’il), “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya menjadi kafir, (maka tindakanmu ini tidak dapat mendatangkan mudarat bagi Allah, karena) sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Qs. Ibrahim [23]:8)

Amiril Mukminin Ali As dalam khutbahnya yang bersabda: "Kemudian daripada itu, Allah Yang Mahasuci dan Mahamulia menciptakan (semua) ciptaan. la menciptakan mereka tanpa suatu keperluan akan ketaatan mereka atau supaya selamat dari perbuatan dosa mereka, karena dosa dari seseorang yang berbuat dosa tidak merugikan Dia dan tidak pula ketaatan seseorang yang menaati-Nya menguntungkan-Nya.[2] (melainkan tujuan perintah untuk mentaati dan melarang untuk tidak bermaksiat adalah keuntungan bagi para hamba).

Al-Qur’an menjelaskan masalah tujuan penciptaan manusia dengan bahasa yang beragam. Sejatinya masing-masing dari ayat tersebut menyinggung satu dimensi dari tujuan ini, di antaranya: "Yang menciptakan mati dan hidup supaya Dia mengujimu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.   (Qs. Al-Mulk [57]:2).  Artinya, ujian berpadu dengan pembinaan dan sebagai hasilnya adalah kesempurnaan. Dalam masalah lain, disebutkan "Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk (menerima rahmat) itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat (keputusan) Tuhanmu telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan semua jin dan manusia (yang durhaka)." (Qs. Huud [11]:118-119).

Kesemua ayat ini menegaskan satu hal, yaitu pembinaan, penggembelengan dan hidayah serta kesempurnaan umat manusia. Tujuan utama dan sejati di balik penciptaan manusia adalah pencapaian kesempurnaan dan kebahagiaan hakiki. Tingkat tertinggi kemanusiaan dan alam malakut hanya dapat tercapai bila manusia berpijak pada pengenalan, makrifat, penghambaan secara sadar di hadapan Tuhan.

Berangkat dari sini menjadi jelas bahwa tujuan asasi dan maksud utama penciptaan manusia adalah sampainya manusia kepada kesempurnaan dan kebahagiaan serta mencapai pelbagai kemuliaan yang paling tinggi dan nilai-nilai kemanusiaan yang hanya dapt diraih ketika berpijak di atas pengenalan, makrifat, penghambaan dan pengabdian secara sadar di hadapan Allah Swt. Yang mana kesemuanya ini tersembunyi dalam rahasia perintah untuk beribadah kepada-Nya yang akan mampu mendekatkan diri pada-Nya, Puncak semua Kesempurnaan. "Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali menyembahku." (Qs. Al-Dzariyat [51]:56).

Dalam sebuah riwayat yang dinukil dari Imam Shadiq As yang bersabda: "Imam Husain As datang ke hadapan para sahabatnya dan bersabda: "Allah Swt tidak menciptakan para hamba kecuali untuk mengenalnya. Tatkala ia mengenalnya ia beribadah kepadanya. Dan tatkala beribadah kepadanya, ia akan terlepas dari penghambaan selain-Nya.[3][]

 

 



[1]. Yabna Âdam! Khalaqtu al-asyâ liajlikum wa khalaqtuka liajli," Al-manhaj al-Qawî, jil. 5, hal. 516; 'Ilm Yaqin, jil. 1, hal. 381.

[2]. Khutbah Hamâm.

[3]. InnâLlâh Azza wa Jalla ma khalaq al-'ibâd illa liya'rafuhu faidza 'arafuhu 'abaduhu, faidza 'abaduhu istaghnahu biibadatihi 'an ibadati man siwahu," Ilal al-Syarâi', Shaduq, sesuai nukilan dari al-Mizân, jil. 18, hal. 423. 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...