Advanced Search
Hits
7737
Tanggal Dimuat: 2017/06/08
Ringkasan Pertanyaan
Apakah ada perbedaan mengenai hikmah diutusnya para nabi menurut Syiah dan Ahlusunnah?
Pertanyaan
Apakah hikmah bi’tsah dan diutusnya para nabi dan rasul? Mohon Anda jelaskan menut perspektif Ahlusunnah!
Jawaban Global
Tidak terdapat perbedaan yang banyak mengenai hikmah bi’tsah (pengutusan) para nabi di antara mazhab-mazhab yang ada karena hikmah ini diisyaratkan dalam al-Qur’an.
1.             Dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat:
«رُسُلاً مُبَشِّرینَ وَ مُنْذِرینَ لِئَلاَّ یَکُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُل»
Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.[1]
Baidhawi berkata bahwa pengutusan kepada para kaumnya adalah sebuah kemestian karena manusia tidak mampu untuk menggunakan akalnya untuk mengetahui pemahaman-pemahaman dan mengenal semua manfaat-manfaat yang akan diperolehnya dan kebanyakan dari mereka tidak mampu untuk menggunakan pemahamannya secara umum.[2]
Baidhawi dalam uraiannya menjelaskan dalil kenabian dari sisi kalam, meskipun akal memiliki kemampuan untuk mengenal hal-hal umum yang berkaitan dengan kebaikan dan keburukan, namun akal tidak mampu mengenal sesuatu secara mendetail dan partikulir yang tentu saja banyak diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya. Argumen akal yang berususan dengan dengan masalah-masalah particular pun biasanya akan menemui kesalahan.
Ulama-ulama Ahlusunnah yang lain seperti Nashr bin Muhammad Samarqand,[3] Ibnu ‘Asyur[4] dan Alusi[5] ketika menafsirkan ayat di atas menjelaskan dengan cara yang lain.
 
2.              Zujaili dalam tafsir ayat
«فَبَعَثَ اللهُ النَّبِیِّینَ مُبَشِّرینَ وَ مُنْذِرینَ وَ أَنْزَلَ مَعَهُمُ الْکِتابَ بِالْحَقِّ لِیَحْکُمَ بَیْنَ النَّاسِ فیمَا اخْتَلَفُوا فیه»
Maka Allah mengutus Para Nabi untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.”[6]
Terkait dengan salah satu dalil pengutusan (bi’tsah)  para nabi adalah hidayah umum manusia dan untuk memperkenalkan kebenaran. Ia berkata: Masyarakat pada awalnya memiliki fitrah sederhana dan akal pertama pada kehidupannya, baik kehidupan individu maupun kemasyarakatannya. Manusia bertindak berdasarkan keinginan dzati dan gharizah manusia dan mereka mengetahui jalan dan cara-cara yang lebih baik. Kemudian syariat Ilahi turun melalui para nabi dan para Rasul untuk memberi petunjuk kepada manusia guna memberi hidayah dan memberi peringatan akan tipu daya setan, membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya karena jika manusia hanya menyerahkan urusannya kepada akal tanpa memperhatikan hidayah Ilahi maka hal itu akan mengantarkan manusia kepada permusuhan dan perselisihan, kerusakan, rasa kecemasan dan keresahan.
Allah Swt menurunkan kitab Ilahi  berdasarkan kebenaran dan keadilan, rahmat dan maslahat hakiki sehingga ketika di antara manusia atau golongan terdapat pertikaian dalam kehidupan dan keagamaan mereka, maka akan dihukumi dengan kitab ini.[7]
3.             Demikian juga menurut sebagian mufasir ahlu sunah, tersebarnya penyembahan kepada Tuhan, meninggalkan taghut[8] tegaknya sikap berkeadilan[9] juga merupakan dalil-dalil atas diutusnya para Nabi.
Kaum Syiah pun juga percaya terhadap hikmah-hikmah pengutusan Nabi, namun meskipun demikian, terdapat perbedaan pandangan dalam kemestian pengutusan nabi di antara kaum Asy’ariyah, Mu’tazilah dan Syiah. Asy’ariyah, salah satu firkah masyhur kalam ­­­­­­­­­­­­­dari kalangan Ahlusunnah tidak mewajibkan bi’tsah, namun firkah yang lain, yaitu Mu’tazilah seperti Syiah, mereka meyakini keniscayaan diutusnya Nabi dan Rasul.[10] Syiah percaya bahwa bi’tsah nabi adalah hal yang harus ada dan manusia membutuhkan pengutusan para nabi oleh Allah dan pengutusan nabi oleh Allah Swt secara rasional adalah wajib.[11] [iQuest]

[1] Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Nisa [4]: 165)
[2] Baidhawi, Abdullah bi Umar, Anwār al-Tanzil wa Asrār al-Takwil, jil. 2, hal. 109, Beirut, Dar Ihya al-Tsurats al-Arabi, cet. 1, 1418 H. 
[3] Samarqandi, Nashr bin Muhammad bin Ahmad, Bahr al-Ulūm, jil. 1, hal. 358, Beirut, Dar al-Fikr, cet. 1, 1416 H.
[4] Ibnu ‘Asyur, Muhammad bin Thahir, Al-Tahrir wa al-Tanwir, jil. 4, hal. 321, Beirut, Muasasah al-Tarikh, cet. 1, t.t.
[5] Alusi, Sayid Mahmud, Ruh al-Ma’āni fi Tafsir al-Qurān al-Adzim, jil. 3, hal. 193, Beirut, Dar al-Kitab al-Ilmiyah, cet. 1, 1415 H.
[6] (Qs Al-Baqarah [2]: 213)
[7] Zuhaili, Wahbah bin Musthafa, Tafsir al-Wasith, jil. 1, hal. 105-106; Damisq, Dar al-Fikr, cet. 1, 1422 H.
[8] Tafsir al-Wasith, jil. 1, hal. 1259; Haqi Barusui, Ismail, Tafsir Ruh al-Bayān, jil. 5, hal. 33, Beirut, Dar al-Fikr, t.t.
[9] Tafsir al-Wasith, jil. 3, hal. 2601; Thahawi, Ibnu Abil ‘Azz Hanafi, Syarah al-Akidah al-Thahawiyah, hal. 93, Baghdad, Dar al-Kitab al-Arabi, cet. Awal, 2005.
[10] Husaini Razi, Sayid Murtadha bin Da’i, Tabsharah fi Ma’rifah Maqālāt al-An’ām, hal 207, Tehran, Asathir, cet. 2, 1364 S; Alawi Amili, Mir Sayid Muhammad, Alamah al-Tajrid, jil. 2, hal. 921, Tehran, Anjuman Atsar wa Mukhafir Farhanggi, cet. 1, 1381 S.
[11] Silahkan lihat: Majlisi, Muhammad Baqir, Haqul Yaqin, hal. 18-19, Tehran, Islamiyah, t.t.
 
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259714 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245532 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229437 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214211 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175532 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170921 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167301 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157383 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140230 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133482 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...