Advanced Search
Hits
12007
Tanggal Dimuat: 2015/07/30
Ringkasan Pertanyaan
apakah mereka yang pernah melakukan satu kesalahan dapat ber amar makruf nahi mungkar terhadap apa yang pernah dia lakukan?
Pertanyaan
Bagaimana hukumnya jika kita senang memberi nasehat pada orang lain, sementara kita terkadang masih sering melakukan kesalahan, terlebih lagi apa yang kita nasehati itu? Misalnya larangan menggunjing, sementara ada saat-saat dimana kita hilang kendali, kemudian melakukan apa yang kita nasehati pada orang lain. namun, masih selalu ada niat untuk terus memperbaiki diri hari demi hari. apa sebaiknya kita berhenti dulu untuk memberi nasehat pada orang lain, sampai kita benar-benar bisa melakukan apa yang ingin kita nasehatkan itu?
Jawaban Global
Meskipun dalam syarat-syarat amar makruf nahi mungkar tidak disebutkan bahwa ia sendiri juga harus beramal atas apa yang diserukannya. Maksudnya ajaran-ajaran agama tidak menyebutkan bahwa salah satu syarat amar makruf dan nahi mungkar itu adalah orang yang menyerunya juga harus konsekuen terhadap apa yang diserukannya yaitu ia telah beramal sebelum menyeru orang lain.
Bagaimanapun, persoalan ini dapat ditinjau dari dua sisi:
  1. Terkait dengan orang-orang yang tidak begitu meyakini perbuatan-perbuatan makruf dan tidak meninggalkan hal-hal yang haram, namun di hadapan orang memberikan kesan seakan-akan beramar makruf, cepat memberikan respon kesalahan kecil orang lain,  berlagak di depan orang banyak dan dengan tujuan untuk merusak orang lain berdalih seakan-akan beramar makruf. Al-Quran sangat memperingati orang-orang seperti ini dan mengatakan:
«یا أَیُّهَا الَّذینَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ ما لا تَفْعَلُونَ* کَبُرَ مَقْتاً عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا ما لا تَفْعَلُونَ»
“Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan, amat besar kebencian di sisi Allah bila kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan.” (Qs. Al-Shaf [61]:2-3)
 
Di ayat lain al-Quran mengatakan:
«أَ تَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَ تَنْسَوْنَ أَنْفُسَکُمْ وَ أَنْتُمْ تَتْلُونَ الْکِتابَ أَ فَلا تَعْقِلُونَ»
“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan (dan beriman kepada seorang Nabi yang tand-tandanya terdapat di dalam kitab Taurat), sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?!” (Qs. Al-Baqarah [2]:44)
 
Orang-orang seperti ini yang melupakan kewajiban dan tanggungjawabnya sebagai seorang manusia dan sibuk mencari-cari kesalahan orang lain. Akibatnya, Tuhan murka terhadap mereka dan menjadikan mereka orang-orang tercela. Allah Swt berkata (kepada mereka) sebelum kamu memperbaiki kesalahan orang lain perbaiki dulu kesalahan dirimu sendiri dan sibuklah memperbaiki diri sendiri.
 
  1. Namun kebanyakan perkara-perkara tidak demikian adanya; yakni seseorang yang melakukan amar makruf nahi mungkar yang mengakui kesalahan dan kelemahan diri sendiri, akan tetapi dia memberikan peringatan atas kebaikan saudara seiman baik laki-laki maupun perempuan. Di sinilah (yang namanya) amar makruf nahi mungkar dari ikatan hubungan persaudaraan antara orang-orang berimana inilah untuk mengangkat derajat maknawiyat mereka.
Al-Quran menyebutkan:
«وَ الْمُؤْمِنُونَ وَ الْمُؤْمِناتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِیاءُ بَعْضٍ یَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَ یَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْکَرِ
وَ یُقیمُونَ الصَّلاةَ وَ یُؤْتُونَ الزَّکاةَ وَ یُطیعُونَ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ أُولئِکَ سَیَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزیزٌ حَکیمٌ»
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al-Taubah [9]:71)
 
Di ayat lain al-Qur’an menyebutkan tentang orang-orang seperti ini :
«...الَّذینَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ وَ تَواصَوْا بِالْحَقِّ وَ تَواصَوْا بِالصَّبْر»
“Kecuali  orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, saling nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan saling nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Qs. Al-Ashr [103]:3)
Tawashâ berarti nasihat yang ini pada yang itu dan yang itu pada yang ini, tawashâ bilhaq berarti saling menasehati kepada yang hak (kebajikan), nasehat untuk mengikuti yang hak dan menetap serta istiqamah pada jalan hak (kebaikan).[1]
Yang besar memberikan nasihat kepada yang kecil, yang kecil pada gilirannya akan cenderung memberi nasehat seperti orang besar; orang pintar memberi nasehat kepada orang bodoh dan orang bodoh juga menjalankan nasihat (orang pintar). Dan ini dasar lingkupan pelaksanaan pengembangan kewajiban amar makruf nahi mungkar. Dan dengan demikian perintah wajibnya mengajak orang-orang kepada-Nya dan menyampaikan risalah-risalah-Nya kepada semua khalayak serta membimbing orang-orang bodoh dan yang sejenisnya menjalankannya secara meluas.[2]
Dengan memperhatikan apa yang telah dijelaskan, lebih baik penasehat juga mengamalkan apa yang dikatakannya, namun jika ia tidak mengamalkannya tapi juga tidak berniat untuk memberi kesan dan merusak karakter orang lain maka hal itu tidak dapat dijadikan alasan untuk meninggalkan amar makruf nahi mungkar, akan tetapi selain harus memperbaiki diri juga tetap beramar makruf nahi mungkar kepada orang lain dan juga menerima beramar makruf  orang terhadap diri sendiri sehingga kita masuk dalam golongan orang-orang Mukmin yang memberi nasehat kepada yang hak (kebajikan). [iQuest]
 

[1] .Thabathabai, Sayyid Muhammad Hussain, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 20, hal. 375, Terbitan Islami, Qom, 1417 H.
[2].   Mutarjaman, Tafsir Hidayah,jil. 18, hal. 314, Bunyad Pazhoheshaye Islami Astan Qods Radzawi, Mashad, Cet.pertama, Tahun 1377S.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...